Dipaksa Bersetubuh jika tak Mau Tidak Dikasih Makan Tiga Hari

Dipaksa Bersetubuh jika tak Mau Tidak Dikasih Makan Tiga Hari
Dipaksa Bersetubuh jika tak Mau Tidak Dikasih Makan Tiga Hari

“Tidak ada yang tidak digaji. Ibu baik, saya mendapatkan banyak pelajaran dari dia,” bela Agustinus.
    
Pria asal Desa Koting B Kecamatan Nele, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur ini menegaskan, M bukanlah penyiksa meskipun dia tidak membantah jika majikannya itu ringan tangan.

Radar Bogor sempat mendapat kabar jika ada pembantu perempuan yang hamil hingga melahirkan di rumah M. Dia bernama Riris Setyowati (19). Menurut Agus, Riris sudah hamil ketika mulai bekerja.

“Ya kalau tiga kali sudah tidak bisa ya dipukul. Tapi tidak menyiksa,” paparnya. Kendati membela habis-habisan majikannya, Agustinus masih berpikir ulang untuk bekerja kembali di rumah M. Dia mengaku ingin pulang kampung. “Kalau saya tidak mau lagi. Cukup sekali saja dalam hidup saya diperlakukan seperti ini,” timpal Hesti.
    
Penelusuran Radar Bogor, MS merupakan purnawirawan polri alumnus Akpol 1978. Dia seangkatan dengan mantan Kapolri Timur Pradopo, mantan Wakapolri Nanan Soekarna, dan penggantinya saat ini, Komjen Oegroseno. Sebelum pensiun setahun lalu, MS menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Mabes Polri.
    
Terpisah, Keluarga Brigjen (Purn) MS membantah telah melakukan penganiayaan terhadap para pembantunya. Bantahan tersebut disampaikan Victor Nadapdap, juru bicara keluarga MS.

"Perlu saya sampaikan bahwa istri Pak MS tidak pernah melakukan penganiayaan ataupun penyekapan seperti yang dituduhkan selama ini," ujarnya kepada wartawan.

Victor juga membantah soal dugaan penyekapan yang dilakukan oleh istri Ny M, istri MS. Menurutnya, selama ini seluruh pembantu di rumah itu bebas keluar masuk rumah.

Pada saat aktivitas tertentu, gerbang pintu rumah tersebut dibuka. Misalnya, sore hari saat para pembantu dibelikan bakso oleh majikannya."Kalau pagi dibelikan roti, sorenya bakso jadi darimana dikatakan kalau dikatakan penyekapan," kata Nadapdap.
    
Terpisah, Polres Bogor Kota bakal melakukan visum terhadap delapan PRT termasuk Yuliana Lewier selaku pelapor. Polisi juga mengisyaratkan untuk menyelidiki adanya peran Brigjen (pur) Mangisi Situmorang (MS) dalam kasus tersebut.

Penyidik Polres Bogor telah memeriksa seluruh PRT yang ada di kediaman MS. Hasilnya, delapan dari 17 PRT akan menjalani visum untuk menguatkan dugaan yang ada.
    
"Kami minta visum karena mereka merasa pernah diperlakukan tidak sesuai, atau pernah menderita tindakan kekerasan," ujar Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Agus Rianto kemarin. Agus menuturkan, secara kasat mata, para PRT itu umumnya tampak baik-baik saja.

Niat awal mereka memang mencari pekerjaan. Mereka rata-rata belum lama bekerja di rumah MS, hanya sekitar tiga bulan. Bagaimana bisa MS mempekerjakan 17 PRT sekaligus di satu rumah masih diselidiki lebih lanjut.
    
Yang jelas, saat ini yang dilaporkan oleh para PRT itu adalah M, istri MS. M dituding menyekap dan kerap menganiaya mereka jika berbuat kesalahan. "Apakah bapak MS ada keterkaitan atau tidak, nanti kita lihat dari hasil pemeriksaan Polres Bogor Kota," lanjut mantan Kabidhumas Polda Papua itu.
    
Para PRT itu saat ini menjadi saksi atas laporan yang dilayangkan Yuli. Dari 17 PRT yang diduga disekap, tiga di antaranya berusia di bawah 18 tahun. Namun, salah satu dari tiga PRT tersebut telah menikah. Hasil pemeriksaan diperkirakan baru akan kelar pekan depan.
       
Agus menjelaskan, kasus tersebut mendapat atensi Kapolri. Pihaknya menjamin kasus tersebut akan diselesaikan dengan profesional, meskipun terkait dengan purnawirawan perwira tinggi Polri.
    
Disinggung apakah MS ataupun isterinya merupakan penyalur tenaga kerja, Agus enggan menjelaskan. Dia mengatakan bakal menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut dari Polres Bogor. "Tapi yang jelas, ke-17 orang ini memang bekerja di kediaman bapak MS," tambahnya. (gar)


KASUS dugaan penganiayaan, penyekapan, dan human trafficing terhadap 17 pembantu rumah tangga (PRT) yang dilakukan istri Brigadir Jenderal (Brigjen)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News