Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman: Pimpinan 5 Orang Tidak Berdaya

Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman: Pimpinan 5 Orang Tidak Berdaya
Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman. Foto: dokumen Jawa Pos

KPK ini lembaga suci. Bertemu sama orang ini (berperkara) saja tidak boleh, itu pidana. Lah, ini kotoran di buang ke sana (KPK). Tapi dibiarkan. Ini kan direktur (penyidikan) yang vital di tempat (KPK) ini.

Apakah bisa dibilang langkah Anda datang ke Pansus Hak Angket DPR dan melaporkan Novel ke polisi adalah bentuk perlawanan terhadap pimpinan KPK dan Novel secara khusus?
Jangan dianggap ini sebagai perlawanan. Saya ini warga negara Indonesia. Di dalam negara demokratis, hukum itu panglima. Ada hak-hak saya, privasi saya yang dilanggar warga negara lain (Novel) yang kebetulan menjadi staf saya, penyidik. Untuk menuntut hak-hak saya, saya laporkan kepada negara. Apakah itu melawan ke pimpinan KPK? Kita masing-masing berbeda, pandangan saya seperti itu. Dan ada hal-hal yang saya katakan tadi. Membelenggu KPK dengan ada personifikasi seolah-olah orang itu (Novel). Padahal banyak yang lain (di KPK). Tidak ada orang yang kebal hukum di Indonesia.

Tidak sedikit juga yang menyebutkan Anda sempat menghalangi penetapan tersangka Ketua DPR Setya Novanto?
Saya mohon sekali ikuti perjalanan karir saya. Dari perjalanan karir itu, tersimpan di dalam memori anggota yang pernah bergaul dengan saya dan masyarakat yang pernah bergaul dengan saya. Dari ujung bumi Indonesia timur, saya di Polsek Kurik, Merauke. Uang pribadi saya pakai bangun untuk rumah anggota. Lalu saya pindah ke Jakarta, di (Polsek Metro) Tebet, Polres Jaksel.

Tempat ini (Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya) saya pernah dinas. Bisa ditanya sama anggota bagaimana saya bekerja. Saya juga pernah jadi kapolres di Pekalongan Kota. Dicek karakter saya seperti apa. Memori anggota ingat semua. Karakter saya seperti itu. Saya tidak ingin seolah-olah membanggakan diri sendiri. Bisa cek sendiri lalu bandingkan dengan karakter saya. Apakah saya menghalang-halangi penyidikan?

Anda juga dikabarkan berada di Amerika Serikat beberapa hari sebelum Johannes Marliem (saksi kunci e-KTP) tewas bunuh diri?
Itu (kasus e-KTP) masih dalam penyidikan ya. Dan pimpinan KPK kan nggak mau omongkan itu. Saya tidak enak mau ngomong soal itu.

Anda sempat dituding bagian dari strategi Perang Kuda Troya yang dibentuk untuk melemahkan KPK dari dalam, bagaimana Anda menyikapi?
Inilah yang saya bilang. Ada frame yang dibentuk, saya adalah ini, ini adalah saya. Frame yang dibentuk saya berbeda pandangan dengan mainstream (arus utama), lalu saya dianggap tidak berintegritas. Apa mungkin? Jangan karena saya berbeda.

Apa pesan untuk pimpinan dan pegawai KPK?
Kalau untuk pribadi saya, saya akan melakukan yang terbaik untuk KPK. Saya akan menjaga nama baik Polri, KPK dan nama baik pribadi saya. Dengan karakter yang saya bangun, apa yang dituduhkan kepada saya apa mungkin (benar)?



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News