Dirut PDAM Jaya Bingung Dicopot Mendadak

Dirut PDAM Jaya Bingung Dicopot Mendadak
Dirut PDAM Jaya Bingung Dicopot Mendadak
Dalam surat itu juga disebutkan, serah terima jabatan langsung dilakukan pada Jumat 23 Desember 2011 atau keesokan harinya. Hingga proses serah terima jabatan dari dirinya kepada Sriwidiyanto Kaderi (Dirut PAM Jaya yang baru), Maurits mengaku belum bertemu dengan gubernur dan mendapat penjelasan langsung dari orang nomor satu di DKI itu. "Sampai sekarang saya belum tahu alasan diberhentikan dari jabatan Dirut PAM Jaya," kata Maurits.

Kendati begitu, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan teknik sipil 1972 tersebut,  mengaku legowo dan tak berniat mencari tahu mengapa gubernur memberhentikanya. Karena, apapun keputusan tersebut ia yakin telah dipertimbangkan dengan baik. Apalagi, sebagai anak buah, dirinya berusaha memegang teguh janji untuk mengabdi kepada atasan.

"Saya menerima pemberhentian ini dengan ikhlas. Saya juga berterimakasih kepada Pemprov DKI yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjabat Dirut PAM Jaya selama satu setengah tahun ini," tutur Maurits.

Saat ditanya apakah pemberhentianya karena sikapnya yang keras, menuntut re-negosiasi kontrak dengan dua mitra swasta Palyja dan Aetra yang dianggapnya merugikan Pemprov DKI, pria yang lahir di Balige Sumatera Utara tahun 1953 itu, tetap menjawab tidak tahu. Dia juga mengeluarkan jawaban sama, yakni tidak tahu, saat ditanya apakah pemberhentianya terkait tekanan dari pihak asing, mengingat operator air Palyja berasal dari Perancis. "Terkait semua itu saya tidak tahu," ujarnya.

JAKARTA - Sejumlah kejanggalan mewarnai pemberhentian Dirut PAM Jaya, Maurits Napitupulu. Mulai dari proses pemberhentian yang dilakukan secara mendadak,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News