Disebut Kejam, Lockdown di Ibu Kota China Belum Ada Hasilnya

Disebut Kejam, Lockdown di Ibu Kota China Belum Ada Hasilnya
Sejumlah petugas medis dan personel keamanan mendadak dikerahkan ke salah satu kawasan permukiman di Distrik Chaoyang, Beijing, China, pada Minggu (24/4/2022) setelah dalam dua hari terakhir ditemukan 20 kasus positif. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, BEIJING - Lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19 di ibu kota China, Beijing belum menunjukkan hasilnya.

Otoritas setempat malah memperketat pembatasan yang oleh Taiwan disebut kebijakan kejam tersebut.

Sedikitnya 40 stasiun di 13 jalur kereta metro bawah tanah (subway) di Beijing ditutup total mulai Rabu setelah kasus positif COVID-19 yang merebak kembali sejak 22 April lalu di ibu kota China itu mencapai angka 453.

Selain itu, 158 rute bis di Distrik Chaoyang --yang masuk dalam kategori wilayah berisiko tinggi COVID-19-- berhenti beroperasi.

Rumah Sakit Shijingshan dan Rumah Sakit Peking University di Distrik Miyun juga menangguhkan pelayanan rawat jalan dan pelayanan gawat darurat.

Otoritas kesehatan setempat juga melarang penggunaan toilet-toilet umum untuk dua orang dalam waktu bersamaan.

Larangan tersebut dikeluarkan setelah seorang pengguna toilet menularkan virus corona ke lebih dari 40 orang yang menggunakan tiga toilet umum berbeda di Beijing pada Selasa (3/5).

Otoritas setempat memerintahkan penyemprotan disinfektan secara masif dan toilet yang berada di wilayah terkunci (lockdown) harus disemprot disinfektan setiap digunakan.

Lockdown yang diterapkan China untung meredam penyebaran Covid-19 di Beijing belum menunjukan hasil memuaskan

Sumber antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News