DK PBB Sepakat, Ghouta Setop Jadi Neraka selama 30 Hari

DK PBB Sepakat, Ghouta Setop Jadi Neraka selama 30 Hari
Ghouta Timur porak-poranda akibat perang saudara Syria. Foto: Al Jazeera

Sebab, jika tidak segera dilakukan, distribusi bantuan akan kembali tertunda. Padahal, sekitar 400.000 warga sipil yang masih tertahan di Eastern Ghouta sangat membutuhkannya.

Selain makanan, warga sipil juga membutuhkan obat-obatan dan bahan bakar. Karena rumah sakit dan klinik kesehatan juga menjadi sasaran bom dari udara, tidak cukup obat-obatan untuk merawat mereka yang terluka.

Lalu, tanpa bahan bakar, SOHR yakin masyarakat tidak akan bisa bertahan melewati hawa ekstrem musim dingin yang saat ini melanda Syria.

Seharusnya DK PBB menggelar voting soal Syria pada Kamis (22/2). Namun, pemungutan suara yang sudah dijadwalkan itu terpaksa batal karena Rusia belum siap. Hari berikutnya, Jumat (23/2), Rusia kembali membuat rencana penting tersebut tertunda.

DK PBB baru benar-benar memvoting resolusi tentang gencatan senjata tersebut pada Sabtu. Hari itu juga kesepakatan tercapai dan gencatan senjata langsung diberlakukan.

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menyalahkan Rusia atas tertundanya pemungutan suara. Menurut dia, Moskow sengaja mengulur waktu agar pasukannya tetap bisa menggempur Eastern Ghouta dengan brutal.

”Dalam waktu tiga hari, saat kita menunda-nunda resolusi ini, ada berapa banyak ibu yang terpaksa kehilangan anak mereka akibat bom dan rudal?” kritiknya seperti dikutip BBC. (hep/c11/pri)


Seluruh negara anggota DK PBB setuju untuk mendukung gencatan senjata 30 hari. Tapi, pertempuran tetap berlangsung


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News