Dodong Kodir, 15 Tahun Menekuni dan Menciptakan Alat-Alat Musik dari Limbah

Bikin Kolaborasi di Yunani, Juga Konser Tunggal di Belgia

Dodong Kodir, 15 Tahun Menekuni dan Menciptakan Alat-Alat Musik dari Limbah
Dodong Kodir saat tampil di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (10/5). Foto : Raka Deny/Jawa Pos
Kreativitas Dodong Kodir ini termasuk langka. Selama 15 tahun dia menggeluti jenis musik "yang tak biasa". Disebut "tak biasa" karena dia mampu menciptakan alat musik dari aneka sampah yang bisa menghasilkan suara alam seperti petir dan ombak. Gara-gara keahlian itulah dia berkeliling ke sejumlah negara.

  TRI MUJOKO BAYUAJI, Jakarta

PEMENTASAN yang dihelat di Bentara Budaya Jakarta pada Selasa pekan lalu itu (10/5) bertajuk Jagat Kertas. Acara dibuka dengan irama eksplorasi alam. Ada gemuruh badai, suara petir menyambar beberapa kali, dan sayup-sayup terdengar suara ombak mengempas pasir di pantai.

 

Suara-suara alam itu mengiringi gerakan seorang penari berbalut kertas putih yang meliuk-liukkan tubuhnya. Tak jauh dari panggung, di bagian yang tak tersorot lampu, seorang pria berambut gondrong dengan asyiknya memainkan beberapa alat musik. Ternyata, alat-alat musik itulah yang menghasilkan suara-suara alam seperti petir, gemuruh badai, serta ombak.

 

Pria gondrong itu adalah Dodong Kodir. Saat pementasan berlangsung, tatapan mata pria 60 tahun tersebut selalu mengarah ke panggung. Pada saat-saat tertentu, dia memainkan alat-alat musiknya yang khas. Salah satunya adalah sebatang kayu yang dipasangi per mobil. Jika kayu itu diketuk pelan, keluarlah suara gemuruh sayup-sayup. Jika diketuk lebih keras, suara gemuruh yang keluar juga kian keras terdengar.

Kreativitas Dodong Kodir ini termasuk langka. Selama 15 tahun dia menggeluti jenis musik "yang tak biasa". Disebut "tak biasa"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News