Dokter Dianiaya, IGD Abepura Mogok Layani Pasien

Dokter Dianiaya, IGD Abepura Mogok Layani Pasien
Buntut dari penganiayaan terhadap seorang dokter, sempat terjadi ketegangan di IGD RSUD Abepura. Nampak salah satu pasien hendak dibawa mobil ambulans RSUD Abepura, untuk dipindahkan ke RS lain, Rabu (10/5) malam. Foto: Elfira/Cendrawasih Pos/JPNN.com

Beruntung, polisi segera mendatangi lokasi dan mengamankan situasi.

"Informasinya seperti itu, ada pasien yang masuk dan dirawat, kemudian meninggal. Tapi, keluarga pasien tidak terima karena menganggap tubuhnya masih hangat sehingga melakukan protes dan terjadi pemukulan,'' kata Wakapolsek Abepura Kompol James Tegai di rumah sakit.

Dia menyatakan, pihak rumah sakit telah mengembalikan jenazah kepada keluarga dan akan dilakukan pertemuan lanjutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Aloysius Giay MKes yang mengunjungi RS Abepura meminta IGD segera dibuka.

Setelah pertemuan dengan direktur RS Abepura serta manajemen, Aloysius menyebut bahwa apa pun yang terjadi, tidak ada alasan yang membenarkan untuk menghentikan pelayanan kemanusiaan.

Jangan sampai karena sikap mogok itu, akhirnya timbul korban baru. Jika sampai terjadi, hal tersebut akan mendapat sorotan publik.

"Tidak bisa seperti itu. Soal rasa aman, manajemen harus memastikan dengan berkoordinasi ke pihak kepolisian, bukan justru menghentikan pelayanan. Saya lihat ini cukup mengganggu," kata Giay.

Dia meyakini dari insiden Rabu pukul 20.30 WIT itu, sudah ada pasien yang tidak mendapatkan pelayanan medis.

Penganiayaan terhadap dr Hayu, 30, di IGD RSU Abepura oleh sekelompok keluarga pasien kini berbuntut panjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News