Dokter Dianiaya, IGD Abepura Mogok Layani Pasien

Dokter Dianiaya, IGD Abepura Mogok Layani Pasien
Buntut dari penganiayaan terhadap seorang dokter, sempat terjadi ketegangan di IGD RSUD Abepura. Nampak salah satu pasien hendak dibawa mobil ambulans RSUD Abepura, untuk dipindahkan ke RS lain, Rabu (10/5) malam. Foto: Elfira/Cendrawasih Pos/JPNN.com

Dia disarankan untuk menjalani rawat inap hingga akhirnya dipindahkan ke ruang penyakit dalam perempuan.

Sejatinya, penanganan pasien itu sudah sesuai dengan prosedur.

Namun, ada informasi yang menyebutkan bahwa pasien sempat berjalan ke kamar mandi, lalu terjatuh.

Dalam penanganan medis tersebut, akhirnya pasien meninggal dan langsung dibawa ke ruang jenazah.

Nah, di sinilah pihak keluarga merasa ada yang janggal sehingga melakukan protes dan akhirnya menyerang beberapa petugas medis.

"Jika pasien sudah berada di rumah sakit, secara klinis yang mengetahui pasien meninggal atau tidaknya itu adalah dokter yang menanganinya di ruang IGD saat itu. Jadi, seseorang meninggal itu diketahui dari pupil melebar dan denyut jantung berhenti. Dan itulah yang terjadi pada pasien saat itu sehingga dokter menyatakan meninggal," jelas Direktur RSUD Abepura dr Nicodemus Barens setelah menerima penjelasan dari dr Hayu yang menangani pasien tersebut.

Namun, pihak keluarga tidak terima atas meninggalnya korban. Mereka meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit.

Situasi pun sempat tegang. Berdasar informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group), sejumlah pasien di ruang IGD sempat dievakuasi untuk mengantisipasi aksi massa pihak keluarga.

Penganiayaan terhadap dr Hayu, 30, di IGD RSU Abepura oleh sekelompok keluarga pasien kini berbuntut panjang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News