Dokter Mogok, Pasien RSUD Terlantar

Dokter Mogok, Pasien RSUD Terlantar
Dokter Mogok, Pasien RSUD Terlantar
Dalam kesaksiannya, Kamilus dan beberapa dokter menerangkan contoh kasus yang sering terjadi dimana pasien jamkesmas yang seharusnya mendapatkan obat secara gratis, terpaksa mengeluarkan uang membeli di tempat lain karena tidak tersedia di rumah sakit. Kasus lainnya, peralatan medis seperti sarung tangan, masker dan kebutuhan lain harus dibeli secara swadaya oleh perawat dan dokter karena tidak disediakan manajemen rumah sakit.

"Keadaan seperti ini, bila dibiarkan saja akan menghancurkan kredibilitas bahkan keberadaan rumah sakit yang sudah melayani sebagian besar masyarakat NTT selama puluhan tahun," sambungnya sengit.

Kamilus menegaskan, semua  anggota FPRS yang terdiri dari 39 dokter sudah sepakat untuk mengundurkan diri,  bila tuntutan mereka untuk memperbaiki manajemen direktur RSUD Prof. Dr. WZ. Yohannes Kupang tidak ditanggapi pihak-pihak terkait dalam waktu dekat.

Terpisah Gubernur NTT, Frans Lebu Raya  menegaskan sudah  perintah stafnya untuk segera menyelesaikan seluruh permasalahan di RSUD Prof. Dr. Yohannes Kupang.  Termasuk soal pembayaran  insentif yang molor hingga saat ini. "Saya sudah suruh manajemen untuk menyelesaikan hak-hak dokter, paramedis, serta seluruh tenaga medis di sana. Saya harap, agar tugas-tugas sebagai PNS dapat dilaksanakan dengan baik tanpa mengorbankan pelayanan kepada masyarakat," kata Frans Lebu Raya.

KUPANG- Aksi mogok dokter dan tenaga medis lannya di RSUD Prof Dr WZ Yohannes, Senin (23/5) betul-betul membuat ratusan pasien terlantar. Para pasein

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News