Dokter Singapura Tak Mampu Obati Syaukani

Dokter Singapura Tak Mampu Obati Syaukani
Dokter Singapura Tak Mampu Obati Syaukani
Silvi juga belum bisa memastikan, apakah setelah itu ayahnya akan dirawat di Jakarta, atau kembali di pendopo Bupati Kukar di Tenggarong. "Sambil tanya-tanya, di mana stem cell bisa dilakukan. Katanya (di) Inggris. Ada yang bilang juga Cina. Kita di sini dulu-lah," tambahnya.

Pekan lalu, tim dokter Universitas Glasgow, Inggris, disebut berhasil menyuntikkan cairan berisi sel induk atau sel punca - yang diambil dari pusar bayi - itu, ke otak seorang pasien penderita stroke seperti Syaukani. Penyuntikan bertujuan guna merangsang otak untuk mengganti sel otak yang mati atau rusak akibat tak mendapat suplai oksigen atau hipoksia. Tim dokter masih terus memantau kondisi pasien tersebut. Jika tak ada penolakan atau kelainan, jumlah stem cell akan terus ditambah sesuai kerusakan otak yang diderita pasien.

Namun, karena alasan masih uji coba inilah, dokter Mount E menolak keinginan Syaukani, meski (yang bersangkutan) mengaku sudah siap dengan segala resikonya, termasuk keuangan dan kegagalan. Ditegaskan Silvi, walau masih uji coba, pihaknya sudah memutuskan untuk mencoba stem cell. Pasalnya katanya, hanya pengobatan jenis itu yang mampu dilakukan dunia kedokteran.

Karena alasan sakit menetap, terpidana 6 tahun kasus korupsi ini memang mendapat grasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang diserahkan sehari selepas Hari Kemerdekaan RI. Beberapa LSM seperti ICW, sempat meragukan kondisi kesehatan Syaukani ini, bahkan menyebut (bahwa) setelah pulang ke Tenggarong kondisinya membaik. ICW sempat mendesak pemerintah agar meninjau ulang pemberian grasi, atau setidaknya mengirimkan dokter independen. Kepenasaran ICW sempat pula dijawab Silvi dengan mengundang mereka datang ke Tenggarong, namun tak direspon. (pra/jpnn)

JAKARTA - Kondisi kesehatan Syaukani yang hanya bisa terbaring dengan kaki-tangan lumpuh dan kedua mata buta, dinilai sudah maksimal. Tim dokter


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News