Dokumen Rahasia

Oleh: Dahlan Iskan

Dokumen Rahasia
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Trump berteriak: dokumen itu bukan milik negara. Itu milik pribadinya.

Baca Juga:

Pengikutnya mendukung pernyataan Trump itu. Pemerintah Federal mereka anggap sudah memusuhi rakyat. Maka rakyat harus memusuhi pemerintah pusat.

Di mana pun kantornya. Termasuk lembaga-lembaganya. Juga orang-orang yang bekerja di pemerintah federal. Tidak hanya FBI –seperti peristiwa di Cincinnati (Disway 13 Agustus 2022).

Pun hakim yang mengizinkan penggeledahan itu harus ikut dimusuhi.

Muncul pula perdebatan baru: apa itu rahasia negara. Siapa yang berhak menentukan. Apakah pengklasifikasiannya sudah benar.

Perdebatan menjurus pula ke 11 dokumen yang disita itu. Buka saja. Umumkan ke publik. Isinya apa saja. Biar publik yang menilai: penggeledahan itu beralasan atau hanya karena sentimen politik.

Departemen Hukum (DOJ) lantas mengembalikan tiga paspor Trump. Olok-olok pun meluas. Tetapi DOJ menolak membuka semua dokumen yang disita.

Alasannya: membahayakan penyelidikan selanjutnya. Kalau itu dibuka bisa saja membuat orang-orang yang akan diperiksa berikutnya berkelit.

Penggeledahan rumah Donald Trump itu untuk mencari dokumen rahasia negara yang disimpan Trump. Itu dianggap mencederai hak pribadi tokoh idola mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News