Donald Trump Menang, Israel Bakal Makin Brutal di Timur Tengah
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat hubungan internasional Andrea Abdul Rahman Azzqy menilai Israel akan mendapat dukungan lebih besar untuk melakukan aksinya di wilayah-wilayah Palestina, jika Donald Trump terpilih kembali jadi presiden Amerika Serikat.
"Jelasnya, Israel akan mendapat dukungan yang jauh lebih besar untuk campaign mereka, tidak hanya masalah Palestina, Gaza, Tepi Barat dan Hebron, namun juga ke Lebanon, Suriah, Irak, Iran," kata Andrea saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Dia mengingatkan bahwa rezim Benjamin Netanyahu masih memiliki cita-cita yang belum kesampaian, yakni membangun Greater Israel.
Selama ini, Israel menganggap negara-negara Islam di sekeliling wilayahnya sebagai penghalang bagi terwujudnya rencana ambisius tersebut.
Peluang Israel menyingkirkan semua penghalang itu tentu akan melonjak tajam, ketika Donald Trump kembali berkantor di Gedung Putih.
Menurut Andrea, Trump berupaya mendapatkan kepercayaan dari senator maupun politisi-politisi AS yang mendukung Yahudi.
Trump, menurut Andrea, dihadapkan pada Esther Policy . Kebijakan itu intinya menganggap siapa pun yang mendukung ataupun terafiliasi mendukung kemerdekaan Palestina atau Hamas akan dianggap teroris dan dikategorikan sebagai teroris atau pendukung teroris.
"Ini yang sangat mengkhawatirkan untuk Trump," katanya.
Selama ini, Israel menganggap negara-negara Islam di sekeliling wilayahnya sebagai penghalang bagi terwujudnya rencana ambisius tersebut.
- Kloning Javier
- Konser Sound of Freedom Segera Digelar, Hasil Tiket Disumbangkan untuk Palestina
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Tuduh Negaranya Ingin Bersihkan Etnis Palestina
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Kebijakan Donald Trump Berpotensi Bikin Produsen Mobil Dunia Boncos
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS