DPR: Pabrik Gula Rafinasi Tidak Pro-Petani

DPR: Pabrik Gula Rafinasi Tidak Pro-Petani
DPR: Pabrik Gula Rafinasi Tidak Pro-Petani
JAKARTA - Pembangunan pabrik gula rafinasi dinilai tidak akan membangun petani tebu rakyat, namun justru membuat petani terpuruk. Kondisi ini akan diperparah lagi dengan perdagangan bebas, di mana gula Cina akan masuk dengan harga sekitar Rp 2 ribu per kilo.

"Kenapa membangun pabrik gula rafinasi? Kebijakan ini kan tidak pro petani tebu rakyat. Kenapa tidak bangun pabrik row sugar (saja)?" kritik Herman Khaeron, anggota Komisi IV DPR RI, dalam RDPU dengan Asosiasi Petani Tebu Indonesia (APTI), Senin (11/1).

Dilanjutkan Herman, jika ingin petani tebu rakyat tumbuh, pembangunan pabrik gula rafinasi harusnya dibatasi. Dia pun menyorot kesenjangan antara petani tebu rakyat dengan pemilik lahan yang sangat jauh.

Pimpinan Komisi IV, Firman Soebagyo, juga ikut mengkritisi program revitalisasi pabrik gula tersebut. Dikatakannya, meski sudah direvitalisasi, nyatanya banyak pabrik tebu yang tidak beroperasi. Lain halnya ketika pabrik gula diserahkan ke swasta, yang menurutnya justru lebih baik.

JAKARTA - Pembangunan pabrik gula rafinasi dinilai tidak akan membangun petani tebu rakyat, namun justru membuat petani terpuruk. Kondisi ini akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News