Drama Remaja Dalam Gua

Oleh Dahlan Iskan

Drama Remaja Dalam Gua
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Mulut guanya kecil. Di dalamnya melebar-menyempit. Dasar guanya naik-turun.

Pelatih 12 anak itu lagi absen. Hari itu tim diasuh asisten pelatih berumur 25 tahun: Ekapol. Nama panjangnya sulit dieja: Ekapol Chanthawong.

Sebelum sesi latihan Ekapol mengajak anak asuhnya rekreasi sambil bertualang: masuk gua. Ini penting. Untuk pembentukan kekuatan mental  pemain sepak bola.

Salah seorang remaja itu, Pheeraphat, dipesani khusus oleh orang tuanya: habis latihan agar cepat pulang. Malam itu adalah hari ulang tahunnya yang penting: sweet seventeen. Umurnya 16 tahun. Tapi dihitung 17 untuk tahun Thailand. Yang punya kalender sendiri.

Orang tua Pheeraphat sudah masak-masak. Dan beli kue ultah. Juga sudah mengundang kerabat.

Tapi sampai matahari tenggelam Pheeraphat belum pulang. Tamu mulai berdatangan. Kepanikan mulai muncul. Ditelepon tidak ada nada sambung.

Sesama orang tua saling terhubung. Sama-sama bingung. Sama-sama gagal kontak. Satu-satunya anggota tim yang bisa tersambung mengecewakan: hari itu ia tidak ikut latihan.

Pelatih utama tim sepakbola desa itu ikut panik. Tapi juga gagal mengontak asistennya.

Ada 12 remaja yang masuk ke dalam gua dan terperangkap hingga dua minggu. Upaya penyelamatannya sungguh dramatis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News