Dua Bom Dahsyat, 55 Tewas
Saat Jam Sibuk di Damaskus, Terburuk sejak Revolusi Syria
Jumat, 11 Mei 2012 – 09:30 WIB
Kepala tim pemantau PBB di Syria Mayor Jenderal (Mayjen) Robert Mood juga langsung mendatangi lokasi ledakan beberapa saat kemudian. "Ini adalah satu contoh lagi penderitaan yang harus dirasakan rakyat Syria dari aksi kekerasan ini," tuturnya di lokasi. "Kita menyaksikannya di Damaskus dan kota lain serta desa-desa di negeri ini. Saya menyerukan semua pihak baik di dalam dan luar Syria agar menghentikan kekerasan ini," tambahnya.
Kelompok koalisi oposisi Dewan Nasional Syria (SNC) justru kembali menuduh bahwa rezim Assad merekayasa dan berada di balik serangan itu. "Rezim (Assad) berada di balik semua ini," ujar Samir Nashar dari CNS.
Menurut dia, ledakan itu bertujuan memperingatkan tim pemantau PBB bahwa mereka berada dalam bahaya. Selain itu, rezim Assad ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka sedang memerangi teroris."Inilah satu-satunya cara agar rezim bisa mengklaim bahwa apa yang terjadi di Syria adalah upaya membasmi kelompok teroris dan perluasan jaringan Al Qaeda di Syria," papar Nashar.
Sebelum dua ledakan di Damaskus kemarin, serangan tentara Assad kembali membawa korban. Menurut SOHR, pasukan Syria menewaskan tiga warga sipil, termasuk satu anak, dalam serangan di sejumlah wilayah. Seorang bocah terbunuh oleh peluru tentara di Khan Sheikhun, kota yang terletak di Provinsi Idlib, barat laut Syria, kemarin. Seorang warga sipil tewas di Daraa, selatan Syria. Lalu, seorang lagi tewas di Kota Homs, tengah Syria, setelah rumahnya kena mortir militer.
DAMASKUS - Intensitas kekerasan di Syria sepertinya bakal terus meningkat. Hanya sehari setelah sebuah ledakan menghajar konvoi kendaraan militer
BERITA TERKAIT
- Presiden Amerika Memohon Maaf Gegara Telat Kirim Bantuan ke Ukraina
- Persenjataan Nuklir Rusia dan China Makin Kuat, Amerika Merasa Terancam
- Raja Salman Undang 50 Warga Negara Indonesia Naik Haji Gratis
- Hasil Survei: Mayoritas Warga Jerman Tak Mendukung Palestina Merdeka
- Laporan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di AS 2023: Terjadi 654 Penembakan Massal
- Pemilihan Anggota GB ILO 2024-2027: Indonesia Tentukan Arah Ketenagakerjaan Dunia