Dua Langkah Menekan Pergerakan Abu Sayyaf
Senin, 02 Mei 2016 – 07:45 WIB
”Militer sejumlah negara seperti, Amerika Serikat, Singapura, Inggris dan negara lainnya bergabung kapal-kapal yang melintasi Teluk Eden. Setiap kapal yang melintasi perairan itu harus dikawal kapal-kapal militer,” terangnya.
Hal itu diperlukan karena tidak mungkin melakukan larangan melintas perairan Filipina Selatan selamanya. Dia menerangkan bahwa pengusaha akan merugi bila larangan itu berlangsung dalam waktu lama.
Sebab, kemungkinan, jalur tersebut merupakan jalur yang terdekat untuk ke Filipina melalui laut.
”Semua itu bisa dilakukan pemerintah. Sehingga, kerjasama negara-negara Asia tidak hanya sekedar lips service,” tegasnya. (idr/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina