Dua Tahun Pandemi, Mengapa Ada Bisnis yang Bertahan tetapi Banyak yang Kesulitan?
Meski 'startup'-nya tidak berjalan mulus sesuai rencana karena pandemi, tapi ia sendiri yang kemudian membuat dan mengantarkan minuman ke pembeli untuk mengurangi biaya.
"COVID membantu banyak bisnis membuka jalan baru di bidang pemasaran dan berpikir dengan cara baru," kata Stuart yang tinggal di Adelaide, ibu kota Australia Selatan.
"Saat musim liburan atau ada hari khusus kami memberikan diskon untuk yang membeli online."
"Juga karena produk kami agak sedikit berbeda dengan yang lain, dengan sertifikasi organik dan ramah lingkungan, menjadi daya tarik sendiri bagi banyak pembeli."
Sekarang Stuart mulai berpikir untuk memperluas usahanya, yang tadinya menggunakan garasi di rumahnya untuk untuk dipindahkan ke tempat yang lebih luas, sekaligus mencari pekerja baru.
"Bisnis tumbuh lebih cepat dari yang saya perkirakan. Kami siap untuk pindah dan berkembang. Saat ini memang terasa sesak di sini."
Omicron 'lebih buruk dari lockdown'
Di tahun pertama pandemi, Pemerintah Australia memberikan bantuan keuangan bagi warganya lewat program seperti 'JobKeeper' dan 'JobSeeker' yang membuat banyak bisnis bisa bertahan.
Varian Omicron memukul sejumlah pemilik bisnis asal Australia, yang awalnya berharap bisa memulai awal yang baru di tahun 2022
- Bank Mandiri Kembali Masuk Forbes World’s Best Bank 2025 Lima Tahun Beruntun
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Bank Raya Dukung Komunitas Pelaku Usaha Go Digital dengan Raya App
- 1 Mart Buka Gerai Ritel Perdana di Indonesia, Ada Rencana Ekspansi ke China
- Malik Nuh Jaidi: Harmoni Keluarga yang Menguatkan Langkah Bisnis
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?