Duh, Garam Dapur Kok Impor ?

Duh, Garam Dapur Kok Impor ?
Duh, Garam Dapur Kok Impor ?
JAKARTA- Ini memang ironis. Tatkala sebagian besar, atau bahkan hampir semua petani garam Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, pemerintah malah memilih mengimpor garam dari luar negeri dari pada memberdayakan mereka. Kebutuhan garam yang begitu besar di negeri ini, belum mampu mengangkat para petani garam dari garis kemiskinan itu.Tak tanggung-tanggung, Indonesia mengimpor garam hampir satu triliun per tahunnya. "Atau tepatnya, kita mengimpor garam dapur hingga Rp. 900 miliar pertahunnya," kata peneliti senior Soegeng Sarjadi dalam sebuah peluncuran buku "Membangun Daerah, Membangun Republik", di Jakarta, Selasa (9/3).

Dalam diskusi ini menampilkan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Menteri Otda Ryaas Rasyid, Direktur eksekutif ECONIT Hendri Saparini, dan Direktur Idofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang. Sedangkan Pendiri dan  Ketua Dewan Pendiri Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG) Soegeng Sarjadi bertindak sebagai moderator.

Hingga kini, Indonesia memang masih mengukuhkan diri sebagai negara pengimpor bahan pangan paling wahid di dunia. Kondisi ini tidak sebanding dengan kondisi alam terutama kekayaan laut. selain garam, Indonesia juga mengimpor ikan. Lebih ironis lagi, Indonesia mengimpor ikan olahan dari Pakistan. " Padahal Laut di Pakistan tidak seberapa jika dibandingkan dengan Indonesia," ujar Soegeng menegaskan.

Setiap tahunnya, Indonesia harus menggelontorkan dana lebih dari Rp50 triliun untuk impor pangan tersebut. Adapun komoditas impor Indonesia antara lain seperti beras, gula, kedelai, jagung, susu, jenis holtikultura, buah-buahan dan sayur-sayuran. Jumlahnya di berbagai kota besar di tanah air pun meningkat, baik di pasar tradisional dan pasar modern.

JAKARTA- Ini memang ironis. Tatkala sebagian besar, atau bahkan hampir semua petani garam Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, pemerintah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News