Duh, Industri Galangan Kapal Terpuruk, Sudah 184 Perusahaan yang Tutup

Duh, Industri Galangan Kapal Terpuruk, Sudah 184 Perusahaan yang Tutup
Pekerja sedang menggesa pengerjaan kapal di Seilekop, Sagulung, Jumat (28/4). Industri galangan kapal di Batam sejak tahun lalu lesu menyusul perekonomian global yang lesu akibat anjloknya harga minyak dunia. F. Dalil Harahap/Batam Pos/jpg

jpnn.com, BATAM - Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan industri galangan kapal di kota Batam, Kepulauan Riau sedang mengalami masa krisis.

Sesuai data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Batam, kata Amsakar, sejak tahun 2014 sudah 184 perusahaan yang tutup.

Meskipun tidak semuanya dari perusahaan galangan kapal, namun dampak dari penutupan 37 perusahaan sekitar 23 ribu warga Batam kehilangan pekerjaan.

"2017 ini saja sudah 31 perusahaan yang tutup. Ada 1.889 pekerja yang dirumahkan. Ekonomi kita memang sedang lemah sejak tahun 2014," ungkap Amsakar kepada Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

Meskipun sudah cukup banyak perusahaan yang tutup, Pemko Batam sendiri kata Amsakar belum memiliki solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.

Salah satu upaya yang dilakukan Pemko Batam saat ini adalah menghidupkan sektor pariwisata untuk mendongkrak perekonomian di Kota Industri ini.

Hal senada disampaikan Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro saat menghadiri peluncuran kapal tanker MT Zaleha H-289 pesanan PT Pelayaran Umum Indonesia (Pelumin) di lokasi galangan kapal PT Bandar Abadi, Tanjunguncang, Rabu (12/7).

Meskipun situasi industri galangan kapal sedang terpuruk, Hatanto mengaku, belum mengetahui secara pasti akar persoalannya, sehingga pihaknya belum bisa mengambil tindakan yang tepat untuk mengembalikan kondisi tersebut.

Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan industri galangan kapal di kota Batam, Kepulauan Riau sedang mengalami masa krisis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News