Dulu Sempat Minder, Kini Jadi Transformer
Senin, 11 Februari 2013 – 08:43 WIB
Dia sengaja menunjukkan bukti-bukti fisik yang ditimbulkan saat diserang kejang hebat akibat ayan sepanjang 2009. "Jari tangan saya patah," kata Dudi sambil menunjukkan posisi jari tengahnya yang agak bengkok. "Lidah saya hancur karena sering tergigit," lanjutnya seraya menunjukkan sisi pinggir lidahnya yang penuh bekas luka gigitan.
Yang lebih menyedihkan, dari hasil pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI), otak kiri Dudi sempat cedera. Karena sering kejang, terjadi pengecilan di daerah hippocampus yang berfungsi sebagai pusat memori. "Makanya, ke mana-mana saya sering nyasar," kisah pria kelahiran Sukabumi, 8 Maret 1979, itu.
Sebelum bertemu Jawa Pos, Dudi baru saja memberikan transformation coaching rutin ke salah satu perusahaan nasional. Pesertanya semua manajer, kepala cabang, sampai owner. Materinya terkait performance, leadership, dan produktivitas. Program ini sudah berjalan empat bulan. Perusahaan yang menjadi kliennya itu punya 13 cabang dengan omzet triliunan rupiah per bulan.
"Alhamdulillah, ini berkat epilepsi," ungkap pendiri PT Transformasi Meraih Sukses sekaligus Human Resources Neuro Linguistic Programming (HRNLP) itu. Neuro linguistic programming secara sederhana dapat dijelaskan sebagai teknik motivasi dengan mentransformasi pola pikir, sikap mental, cara berkomunikasi, dan interaksi.
TERSERANG epilepsi saat karirnya tengah menanjak, Dudi Mardiyansyah sempat putus asa. Namun, Dudi mampu melewati masa-masa berat itu dengan menggali
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor