Dulu Terbengkalai, Sekarang Bandara Kertajati Berjaya Lagi

Dulu Terbengkalai, Sekarang Bandara Kertajati Berjaya Lagi
Bandara Kertajati. Foto dok humas Kemenhub

jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso menyatakan siap melanjutkan dan melaksanakan model-model kerja sama tersebut untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur perhubungan udara di berbagai tempat di tanah air.

Termasuk Bandara Kertajati di Majalengka, Jabar. Itu untuk Merangkai Menyatukan Indonesia.

"Ada beberapa proyek pengembangan infrastruktur perhubungan udara yang akan dikembangkan dengan skema di atas, beberapa di antaranya adalah pembangunan terminal Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya, Bandara Samarinda, Buntukunik Tana Toraja, serta Bandara Nabire. Pemerintah Provinsi dari masing masing daerah sudah menyiapkan lahan untuk pembangunannya," ujarnya.

Terkait dengan Bandara Kertajati, diakuinya, semula bandar udara ini terkatung-katung pembangunannya.

Studi kelayakannya dilakukan sejak 2003 dan diberikan Izin Penetapan Lokasi pada 2005 di mana Pemprov Jabar waktu itu menyatakan sanggup membiayai sendiri dengan APBD.

Namun, ternyata sampai 2011 pun tidak ada realisasi dari pemprov sehingga dalam review ulang dimintakan adanya alokasi APBN untuk memberikan average terhadap bandara ini.

"Kekosongan kegiatan sejak ditetapkan penlok sampai izin penetapan lokasinya selama 5 tahun terlewati, sehingga masa izin hangus. Bayangkan, studi kelayakannya dimulai 2003, penetapan lokasi pertama 2005, tapi perpanjangan izin penetapan lokasi diulang tahun 2012 dengan memasukkan kewajiban pendanaan APBN. Selama 7 tahun tidak ada kegiatan fisik apapun karena itu izin penetapan lokasi yang lama hangus, lalu diulang lagi tahun 2012 mengingat pekerjaan pembangunan tidak kunjung dimulai. Pekerjaan baru dimulai tahun 2014 untuk pengerjaan pembersihan lahan dan pondasi. Jadi selama 10 tahun proyek ini terkatung-katung," ujar Agus.

Menurut Agus, melihat kemandegan ini, maka Presiden Joko Widodo berpikir progressive dengan menyampaikan pesan untuk memberikan fasilitas infrastruktur penerbangan bagi penduduk Jawa Barat yang tinggal beraktivitas di timur Jakarta dan Jawa Barat pada umumnya.
Dengan demikian penduduk di sebelah timur Jakarta tidak perlu menerobos kemacetan Jakarta bila ingin ke bandara.

Studi kelayakan Bandara Kertajati dilakukan sejak 2003 tapi sampai 2011 tidak ada realisasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News