Dumping PET Picu Kenaikan Harga Produk Hilir

Dumping PET Picu Kenaikan Harga Produk Hilir
Ilustrasi makanan beku. Foto: AFP

"Pemerintah juga kan ingin dorong pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Serapan tenaga kerja dari sektor makanan minuman cukup besar. Maka harus ada pertimbangan matang," kata Bhima.

Dia menyebut pemerintah harus memberikan solusi yang baik dalam jangka panjang. Tidak hanya mempertimbangkan aspek pelaku industri, tapi dari pajak sampai kepada konsumen.

Jika konsumsi turun, lanjut Bhima, maka pajak dari sektor makanan dan minuman dipastikan merosot.

"Jalan tengahnya perlu mendengar dari sisi pelaku industri dan dihitung dampaknya baik ke konsumen, industri dan penerimaan pajak. Dari kacamata konsumen sebaiknya tidak dijalankan. Konsumen yang penting harga barang tidak naik," ujar Bhima.

Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, sektor ritel pada tahun lalu masih mengalami pelemahan.

Bahkan, Lebaran yang diprediksi bisa memberi keuntungan besar ternyata hanya menopang 25 persen terhadap total penjualan selama setahun.

Alhasil, kinerja sektor ritel sepanjang tahun lalu turun menjadi sekitar 3,6 persen. "Ini  jauh dari estimasi sebelumnya yang dipatok  sebesar 8-9 persen," kata Roy.

Roy menyebut, 2018 adalah tahun pengharapan bagi industri sitel. Sebab banyak kalangan pengusaha dari sektor ini  mematok target penjualan dan bisa kembali  normal seiring dengan pesta demokrasi dan perbaikan pada investasi berbasis padat karya.

bea masuk anti-dumping (BMAD) untuk polietilena tereftalat (PET) perlu pertimbangan matang karena akan berpengaruh pada harga produk di tangan konsumen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News