Eks Kepala BIN: Referendum Apa Lagi? Ini Pembodohan

Eks Kepala BIN: Referendum Apa Lagi? Ini Pembodohan
Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono di Lemhanas, Jakarta Pusat, Senin (6/5). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara atau KaBIN Abdullah Mahmud Hendropriyono menyebut Indonesia ialah negara berdaulat. Karena itu, tidak mungkin digelar referendum bagi kemerdekaan Papua dan Papua Barat.

"Di negara merdeka enggak ada referendum," kata Hendropriyono ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (5/9).

Lagi pula, kata dia, rakyat Indonesia yang berada di Papua pernah menggelar Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera pada 1963. Pepera kala itu menyatakan rakyat di Pulau Papua bagian barat ingin berada di Republik Indonesia.

"PBB itu sudah membuat satu Pepera yang sudah resmi, diakui, dan didukung Papua gabung ke Indonesia," lanjut dia.

BACA JUGA: Pemerintah Tutup Pintu Dialog soal Referendum Papua dan Papua Barat

Mengacu dua hal itu, pria Yogyakarta itu heran muncul isu rakyat Pulau Papua ingin menggelar referendum. Dia pun menuding isu tersebut sengaja digulirkan untuk menyesatkan alam pikir publik terkait status Papua dan Papua Barat di Indonesia.

"Referendum apalagi? Itu artinya penyesatan kepada orang-orang yang belum mengerti. Maka dari itu, lawan itu. Ini pembodohan, enggak ada cerita referendum untuk negara berdaulat," pungkas dia. (mg10/jpnn)


Mantan Kepala Badan Intelijen Negara atau KaBIN Abdullah Mahmud Hendropriyono menegaskan bahwa pintu untuk referendum kemerdekaan Papua sudah ditutup


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News