Eks Pengacara Habib Rizieq Beber 8 Hoaks UU Cipta Kerja, Pembakar Emosi

Eks Pengacara Habib Rizieq Beber 8 Hoaks UU Cipta Kerja, Pembakar Emosi
Seorang buruh peserta unjuk rasa membawa poster penolakan terhadap Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja. Foto : arsip JPNN.COM/Fathra Nazrul Islam

Perbedaan dalam UU Cipta Kerja ini adalah, menetapkan ketentuan istirahat panjang ke peraturan perusahaan, perjanjian kerja, dan perjanjian kerja bersama.

Oleh karena dalam UU tentang Ketenagakerjaan, ketentuan ini tidak pasti dan multitafsir di satu sisi memberikan ketentuan istirahat panjang di sisi lain menyerahkan pada ketentuan perusahaan.

Sehingga RUU Cipta Kerja memberikan kepastian hukum baik kepada pelaku usaha maupun kepada tenaga kerja.

Hoaks selanjutnya disebutkan bahwa Hak Cuti serta Upah pada saat cuti haid dan melahirkan dihilangkan sehingga merugikan tenaga kerja perempuan.

Faktnya peraturan tersebut termuat dalam Pasal 81, Pasal 82 jo Pasal 84 Jo Pasal 93 Undang-Undang Tentang Ketenagakerjaan yang tidak diubah ataupun dihapus dalam Undang-Undang Cipta Kerja.  

4. Pekerja yang meninggal, ahli warisnya tidak dapat pesangon.

Pasal 61 ayat 5 RUU Ciptaker tetap mengatur pemberian tidak hanya pesangon namun juga hak-hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan maupun perjanjian kerja.

5. Status karyawan tetap ditiadakan.

Mantan pengacara Habib Rizieq menduga ada oknum yang sengaja menyebarkan hoaks soal UU Cipta Kerja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News