Ekspor LNG Tangguh Tak Terimbas Krisis

Ekspor LNG Tangguh Tak Terimbas Krisis
Ekspor LNG Tangguh Tak Terimbas Krisis
JAKARTA - Kepastian pengapalan pertama gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) Tangguh tidak hanya menunggu negosiasi harga, tetapi juga kesiapan receiving terminal di Korea Selatan. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, hingga kini pemerintah Indonesia belum mendapatkan laporan perkembangan pembangunan receiving terminal dari pihak pembeli di Korea, yakni Posco dan K-Power. ''Kami menunggu laporan pembangunan terminalnya sejauh mana,'' katanya, Selasa (14/10).

Purnomo mengatakan, ekspor perdana LNG dari lapangan gas yang ada di Teluk Bintuni, Papua, itu sangat bergantung pada kesiapan pembeli di Korea. Jika pengiriman LNG untuk pasar Korea ini mundur, pengiriman ke pembeli lain di Propinsi Fujian, Tiongkok, dipastikan juga akan mundur. ''Ukurannya memang Korea. Kalau Korea mundur, berarti Fujian juga mundur,'' katanya.

Posco dan K-Power menandatangani kontrak pembelian LNG Tangguh pada 2004 dengan volume 0,6 juta metrik ton (MT) per tahun.

Terkait krisis keuangan global yang diproyeksikan berimbas pada perlambatan ekonomi dunia, Purnomo mengatakan belum berdampak pada permintaan LNG dari Lapangan Tangguh. ''Hingga kini, belum ada permintaan penundaan pengiriman dari pembeli di Tiongkok, Korea, maupun Sempra, AS,'' terangnya.

JAKARTA - Kepastian pengapalan pertama gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) Tangguh tidak hanya menunggu negosiasi harga, tetapi juga kesiapan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News