Ekspor Pasir

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Ekspor Pasir
Sebuah kapal tunda menarik tongkang berisi pasir laut di perairan Kepulauan Riau. Foto: Antara

jpnn.com - Indonesia memang negara kaya raya. Tidak hanya sumber daya alam dan hutan yang laku dijual untuk ekspor, pasirnya pun laku dijual di mancanegara.

Itulah sebabnya Presiden Jokowi tidak tahan melihat pasir yang berlimpah telantar begitu saja. Ia memerintahkan pasir itu untuk dikeruk dan dijual sebagai komoditas ekspor.

Selama 20 tahun sejak Megawati masih menjadi presiden, ekspor pasir laut sudah distop. Namun, sekarang, Jokowi membatalkan keputusan itu.

Para pemerhati lingkungan sangat mengkhawatirkan dampak buruk dari kebijakan itu terhadap kerusakan lingkungan, tetapi Jokowi jalan terus.

Dunia sudah berhasil selamat dari bencana global pandemi Covid-19. Bill Gates meramalkan bencana global berikut yang mengancam dunia adalah bencana lingkungan.

Pada saat pandemi terjadi, banyak yang tidak siap mengantisipasi pagebluk global itu. Bencana lingkungan akan terjadi mirip dengan pandemi. Jauh hari sudah ada peringatan, tetapi tidak banyak yang peduli.

Penambangan pasir untuk ekspor ini dikhawatirkan akan merusak lingkungan dan membawa dampak yang sangat luas. Cara pembangunan yang ceroboh akan menjadikan bumi menjadi tempat yang tidak layak ditinggali. 

The Inhabitable Earth atau Bumi yang Tidak Layak Ditempati, begitulah ditulis oleh wartawan senior Amerika Serikat (AS) David Wallace Wells.

Presiden Jokowi sangat bangga dengan program hilirisasi industri yang memberi nilai tambah bagi produk ekspor. Namun, soal pasir laut ceritanya berbeda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News