Elektabilitas Prabowo Anjlok, Perlukah Merangkul Lagi PA 212? Ini Analisis Asrinaldi

Elektabilitas Prabowo Anjlok, Perlukah Merangkul Lagi PA 212? Ini Analisis Asrinaldi
Massa PA 212 dalam aksi 67 di depan Bareskrim Polri pada Jumat, 6 Juli 2018. Foto: Ricardo/JPNN.com

Menurut Asrinaldi, Islam yang dianut oleh warga Indonesia merupakan Islam yang moderat, sehingga kelompok konservatif hanya merupakan bagian kecil dalam aliran politik di Indonesia. 

"Kalau Islam kita ini konservatif, saya yakin PKS itu pasti menang, tapi nyatanya kalah dengan PDI Perjuangan," jelasnya. 

Meskipun begitu, dosen ilmu politik itu tidak memungkiri bahwa PA 212 memiliki suara di perpolitikan Indonesia, tetapi jumlahnya tidak signifikan. 

"Tidak semua umat Islam juga itu bersimpati dengan PA 212. Jadi memang harus sadar juga Gerindra dan Prabowo untuk memilih wakilnya jika ingin maju," tuturnya. 

Justru, tukas Asrinaldi, Prabowo harusnya tidak memikirkan satu aliran saja dan harus bisa merangkul semua segmen pemilih di Indonesia. Merangkul massa PA 212 perlu, tetapi jangan berharap suara dari satu kelompok itu saja.

"Pemilih milenial misalnya itu jumlahnya signifikan juga. Nah, kalau (hanya) memikirkan PA 212, dia (Prabowo, red) akan kalah," pungkas Asrinaldi. (mcr8/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Asrinaldi mengulas elektabilitas Prabowo Subianto sebagai kandidat capres di Pilpres 2024, bagaimana massa PA 212?


Redaktur : Soetomo
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News