Elektabilitas Prabowo Mumpuni, Tanda Bahaya Bagi PDIP?

Elektabilitas Prabowo Mumpuni, Tanda Bahaya Bagi PDIP?
Direktur Eksekutif Suara Politik Publik (SPP) Asrudin Azwar. Foto: Istimewa for JPNN.com

Asrudin menyebut ketika dikomparasi dengan Pileg 2019 lalu, perolehan suara Gerindra grafiknya terbilang meningkat, sementara PDIP stagnan.

"Pada Pileg 2019 Gerindra memperoleh suara 12,57 persen. Saat ini (meski pileg belum dilangsungkan) suaranya meningkat menjadi 14.02 persen. Sementara suara PDIP menurun sedikit dari 19,33 persen pada 2019 menjadi 18.25 persen saat sekarang," katanya.

Asrudin menduga ada beberapa penyebab suara PDIP masih stagnan. Antara lain belum memiliki kandidat dengan magnet politik publik.

"Ini adalah alarm politik bagi PDIP. Saya kira jika di sisa waktu ini tidak ada perbaikan strategi politik, Gerindra akan terus mendekati suara PDIP dan bukan tidak mungkin elektabilitas Prabowo meningkat."

"Gerindra bisa saja melampaui PDIP dengan mendapatkan suara dari mereka yang belum menentukan pilihan sama sekali," katanya.

Survei SPP dilaksanakan pada 7 hingga 16 Juli 2024 di seluruh provinsi di Indonesia.

Survei dilakukan dengan menggunakan metode pencuplikan responden secara rambang berjenjang (multi-stage random sampling).

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden.

Hasil survei menunjukkan elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra tetap mumpuni, apakah ini tanda bahaya bagi PDIP?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News