Elit Politik Diharap Melapangkan Hati

Apalagi, kata dia, kondisi obyektifnya adalah masih ada pihak pendukung pasangan nomor urut satu yang ingin menurunkan massa ke Gedung KPU.
"Selepas real count KPU, sejatinya tidak ada lagi ruang bagi perbedaan yang destruktif. Kita harus sudah menggeser cara berpikir saling menjatuhkan menjadi cara berpikir yang saling bahu membahu guna pembangunan bangsa dan negara," ungkap Leo.
Menurutnya, jangan jadikan energi yang ada di tengah-tengah masyarakat menjadi energi yang negatif.
"Ini karena masih banyak hal yang harus kita lakukan, terutama untuk menghadapi tantangan zaman ke depan, masyarakat ekonomi ASEAN 2015 misalnya," katanya.
Kubu Jokowi-JK sendiri sudah melarang adanya pengerahan massa pendukung jelang pengumuman 22 Juli mendatang.
Sementara di sisi lain, ribuan relawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa disebut akan dikerahkan untuk menjaga KPU saat pengumuman pemenang pilpres 22 Juli mendatang.
Menurut Leo, pengalaman dan sejarah politik mengajarkan bahwa kemajuan suatu bangsa dan negara tidak pernah berlaku jika didasarkan pada kebencian dan sikap saling tidak percaya.
Karenanya, kata dia, untuk membangun persatuan dan kesatuan bangsa, rekonsiliasi nasional bisa menjadi jalan keluar terbaik bagi NKRI.
JAKARTA - Rencana sejumlah pihak untuk menurunkan massa ke Gedung Komisi Pemilihan Umum saat pengumuman rekapitulasi suara pemilihan presiden 2014
- YATBL Laporkan Muhammad Kadafi ke Bareskrim Polri
- Kementerian BUMN Tunjuk Rivan Purwantono Sebagai Direktur Utama Jasa Marga
- KUHAP Baru Diharapkan Tingkatkan Kepercayaan Publik pada Sistem Hukum
- Bhikkhu Thudong Singgah di Kantor Gubernur Jateng, Luthfi Dukung Penuh
- Umat Katolik Mengarak Patung Bunda Maria di PIK 2, Romo Didit Bicara Teladan Iman
- Riezky Aprilia Akui Tak Tahu Keterlibatan Hasto dalam Kasus Suap Wahyu Setiawan