Empat Tahun Penjara untuk Dany Setiawan
Rabu, 01 Juli 2009 – 09:54 WIB
"Saya menerima putusan yang mulia," kata Dany saat ditanya Hakim Moefri. Sedangkan Wahyu dan Ijuddin masih pikir-pikir. Setelah persidangan, Dany menegaskan lagi sikapnya. "Saya menerima putusan ini. Ya sudah, majelis telah memberikan putusan minimal kepada saya," ungkapnya. Vonis yang dijatuhkan kepada Dany tersebut sama dengan tuntutan JPU dalam persidangan sebelumnya.
Baca Juga:
Dany terbukti telah melanggar pasal 2 (1) UU Pemberantasan Tipikor. Norma tersebut mengatur pidana bagi penyelenggara negara yang memperkaya diri. Majelis menyatakan, proyek pengadaan melalui penunjukan langsung terhadap rekanan tidak sah karena melanggar Keppres No 80/2002 tentang Pengadan Barang dan Jasa.
Akibatnya, rekanan menangguk untung besar. Di antaranya PT Istana Sarana Raya yang dipimpin Hengky Samuel Daud telah memperoleh keuntungan Rp 16,7 miliar. Sedangkan Yusuf Setiawan dari PT Setiajaya Mobilindo diuntungkan Rp 18,8 miliar. "Karena itu, keuntungan rekanan tidak sah," terang Hakim I Made Hendra, salah satu anggota majelis.
Namun, tak semua hakim sepakat dengan putusan itu. Hakim anggota keempat Sofialdi menilai Dany cs telah melakukan penyalahgunaan kewenangan. Menurut Sofilady, Dany justru terbukti melanggar pasal 3 UU Pemberantasan Tipikor. Seharusnya Dany tidak mengarahkan pengadaan proyek tersebut dengan metode penunjukan langsung. (git/oki)
JAKARTA - Mantan Gubernur Jawa Barat Dany Setiawan harus menghabiskan masa tuanya di balik jeruji besi. Persidangan di Pengadilan Tipikor yang dipimpin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pemprov Kaltim Kirim Bantuan 6.400 Paket Sembako ke Mahakam Ulu
- Kupas Tuntas Dinamika Perjalanan JKN, Dirut BPJS Kesehatan Rilis Buku
- BAZNAS Jateng Salurkan Infak Kemanusiaan Palestina Tahap Dua
- Sultan Sebut Hubungan Erat Indonesia-China Karena Kecakapan Diplomasi Presiden Jokowi
- Polda Metro Bentuk Timsus Antibegal, ART Sentil Tim Patroli Perintis Presisi
- Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Blusukan Lagi ke NTT