Energi Tercurah untuk Nepotisme Presiden

Energi Tercurah untuk Nepotisme Presiden
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
YAMAN tak hanya dibelit masalah terorisme dan kemiskinan. Nepotisme pun menjadi masalah kronis negeri yang dipimpin Ali Abdullah Saleh itu. Sang presiden menempatkan sejumlah besar keluarga dan kerabat dekatnya dalam pemerintahan. Sepanjang kepemimpinannya, politikus 67 tahun itu juga mempersiapkan jalan bagi putranya, Ahmed, untuk meneruskan tahta kepresidenan.

Strategi Saleh tersebut jelas mengundang kritik pedas. Terutama dari rival politiknya. Salah satunya adalah Ali Mohsen yang sekarang menjabat sebagai komandan militer dalam misi pemerintah untuk mengakhiri pemberontakan Houthi di utara. "Mohsen menegaskan bahwa Ahmed tidak memiliki kekuatan dan kharisma seperti ayahnya. Karena itu, dia tidak akan bisa menjaga persatuan Yaman," tandas salah seorang diplomat Yaman.

Selain Mohsen, Saleh juga harus menghadapi dominasi keluarga besar Sheik Abdullah al-Ahmar, yang masih kerabatnya. Keturunan bangsawan pendiri Partai Islah itu juga menempati sejumlah posisi penting dalam pemerintahan. Sampai meninggal pada Desember 2007 lalu, Ahmar masih menjabat sebagai ketua parlemen. Saat ini, Islah dipimpin Mohammed al-Yadomi. Tapi, keluarga besar Ahmar mempersiapkan Hamid al-Ahmar sebagai ketua Islah berikutnya.

Untuk menangkal dominasi Ahmar, presiden mengizinkan Hamid berinvestasi pada perusahaan-perusahaan besar Yaman. "Dia (Saleh) adalah presiden yang cerdas, humoris dan sehat. Tapi, dia pasif saat keamanan dan stabilitas Yaman terancam selama dua tahun terakhir," kata salah seorang diplomat senior barat kepada The New York Times. Juga, saat perekonomian negeri di Jazirah Arab itu melemah karena anjloknya pendapatan dari sektor minyak bumi.

YAMAN tak hanya dibelit masalah terorisme dan kemiskinan. Nepotisme pun menjadi masalah kronis negeri yang dipimpin Ali Abdullah Saleh itu. Sang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News