Enggak Punya Uang, yang Bisa Saya Sumbangkan adalah Darah Saya

Enggak Punya Uang, yang Bisa Saya Sumbangkan adalah Darah Saya
FX Sudaryanto (75) dan Eti Novianti (45), bertahun-tahun mendonorkan darahnya. Foto: Mesya/JPNN.com

Berbeda lagi dengan kisah Sudaryanto. Di usia senja, 75 tahun, Sudaryanto masih kelihatan fit. Dia dinyatakan sehat dan selalu mendonorkan darahnya hingga batas usia 60 tahun.

Sejatinya, pria asal Solo ini ingin terus mendonorkan darahnya. Selama 20 tahun menjadi pendonor darah dianggap masih kurang.

"Saya sering ditolak karena usia saya sudah 60. Kalau dokter muda yang periksa, biasanya tidak diizinkan. Sebaliknya dokter tua kasih izin, karena diperiksa saya fine-fine saja," kenangnya.

Sudaryanto dan Eti memang layak diberikan penghargaan. Pelaksana Harian Ketua Umum PMI Ginandjar Kartasasmita mengatakan, para pendonor darah sukarela ini adalah yang telah melakukan komitmen kemanusiaan dengan menyumbangkan 20-30 liter untuk orang lain, selama 20-30 tahun dari hidupnya.

Para pendonor darah sukarela ini sangat pantas disebut sebagai pahlawan kemanusiaan. Wajar kalau pemerintah memberikan apresiasi dan penghargaan atas ketulusan serta keikhlasan para pendonor untuk menolong sesama.

Dari 840 pendonor darah sukarela, didominasi pria, di mana perempuan hanya 16 orang. Pendonor usia tertua 75 tahun FX Sudaryanto dari DKI Jakarta.

Pendonor ternuda 40 tahun Nico Samuel (Banten). Pendonor darah apheresis berusia 29 tahun Agung Satriyo. Sementara pendonor terbanyak 143 kali adalah Syaroni berusia 61 dari DKI Jakarta.

"Para pendonor darah sukarela ini akan mendapatkan penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial Donor Darah Sukarela 100 kali. Juga diberi cincin emas dari PMI. Alhamdulillah tahun ini PT Antam Tbk ikut memberikan dukungan berupa 400 cincin emas," terang Ginandjar.

FX Sudaryanto dan Eti Novianti, layak mendapat sebutan Pahlawan Kemanusiaan karena sudah 100 kali lebih mendonorkan darah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News