Engkau Lenyap dalam Angka

Engkau Lenyap dalam Angka
Engkau Lenyap dalam Angka

Mengapa engkau harus terlibat aktif dalam survey? Tak lain agar bisa secara bening melihat persoalanmu serta situasi sosial yang menekanmu. Pada gilirannya, engkau pun terbayang cara menyelesaikannya. Karena itulah isu yang diungkap harus berasal darimu. Bukan oleh peneliti yang kadang sudah dicekoki oleh berbagai teori yang bersarang di benak dan bertolak dari kajian literature yang tak selalu sejalan dengan realitas sisal politik masyarakat.

Peneliti harus berperan menjadi mitramu. “Masyarakat tak boleh hanya berperan  sebagai penerima ide, tapi mereka adalah subyek yang menerbitkan ide, karena merekalah yang paling paham tentang realitas sosial, politik, histories dan budaya, dan karena rakyat harus diajak memahami bagaimana relitas itu diubah,” kata Paulo Friere (1970). Beranikah peneliti social kita terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk secara bersama-sama merumuskan apa masalah rakyat, dan selanjutnya merumuskan aksi dan mengorganisasikannya?

Yang kerap terjadi, para peneliti hanya datang sekelabatan menemuimu, menanyaimu dengan pertanyaan yang telah tersusun dan kemudian meninggalkanmu, persis seperti apa yang dilakukan Capres-Cawapres. Belakangan, mereka menyajikannya sebagai hasil penelitian di depan wartawan dan televisi.

Barangkali, peneliti yang mau bunuh diri kelas, turun dari menara gading dan terjun menemuimu bersama khalayak ramai untuk mengusung perubahan, bak menunggu Godot yang tak pernah datang. Engkau kesepian dalam penungguan, sementara yang ditunggu tidak tahu ada yang menunggu. Absurd! **

Engkaulah yang menentukan siapa presiden-wakil presiden terpilih. Engkau menjadi penting, dan karena itulah berbagai lembaga polling mendatangimu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News