Erick Thohir & PSSI

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Erick Thohir & PSSI
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang juga kandidat ketua umum PSSI. Ilustrasi. Foto: Dok. Ricardo/JPNN.com

Untuk merealisasikan rekomendasi TGIP, PSSI mengadakan KLB guna memilih ketua dan exco baru.

Dengan munculnya Erick Thohir sebagai calon ketua umum, sudah bisa disimpulkan bahwa ‘game over’. Artinya Etho sudah hampir pasti terpilih.

Kabarnya dari 87 voters atau pemegang suara, minimal 60 persen sudah mendukung Etho. Selebihnya masih menunggu arah angin dan biasanya akan diselesaikan on the spot pada saat pelaksanaan kongres.

Memang masih ada nama La Nyalla Mattalitti (LNM) yang mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum. La Nyalla termasuk stok lama di PSSI karena pernah menjadi ketua umum periode 2015-2016.

Pada periode kepemimpinan LNM, PSSI mengalami periode turbulensi dahsyat karena terjadi dualisme kepemimpinan. Akbatnya sepak bola Indonesia dibekukan oleh FIFA, otoritas sepak bola tertinggi di dunia, selama beberapa tahun.

Sekarang LNM menjadi ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan dia memutuskan untuk masuk gelanggang sebagai penantang Etho. Seharusnya pertarungan itu bisa seru karena melibatkan dua orang pejabat negara yang sama-sama powerful.

Akan tetapi, ibarat pertarungan tinju, dari ’tale of the tapes’ yang mencatat reputasi masing-masing petinju, terlihat bahwa Etho jauh mengungguli LNM. Kemunculan Etho juga menimbulkan banyak pertanyaan.

Jabatan Etho sebagai menteri BUMN tentu sangat menyita waktu untuk bisa mengurusi PSSI secara serius dan intensif. Namanya juga disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang bakal meramaikan perhelatan Pilpres 2024 mendatang.

Langkah Etho menuju PSSI 1 sulit terbendung. Kalau Istana sudah ikut campur, semua akan tergusur. Tantangan bagi Etho ialah membentuk kabinet PSSI yang kredibe.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News