Face Recognition
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Amerika mengecam penambangan data itu oleh Pemerintah Indonesia karena Amerika punya pengalaman buruk dalam kasus yang sama.
Pada pemilu presiden Amerika 2016, terjadi perang kampanye komputasional yang mempergunakan data pribadi publik.
Ketika itu diketahui bahwa 87 juta data pengguna Facebook telah dibocorkan kepada pihak lain.
Kasus ini menjadi skandal nasional dan publik melakukan protes keras.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg pun disidang oleh Kongres untuk mempertanggungjawabkan kasus ini.
Dalam persidangan itu, Zuckerberg mengakui kesalahannya.
Dia mengaku teledor sehingga data pribadi publik itu bisa bocor ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab.
Pemilu presiden Amerika Serikat 2016 tercatat sebagai salah satu pemilu yang paling keras.
Polisi punya teknologi canggih pengenalan wajah yang bisa mengidentifikasi seseorang yang dicurigai sebagai pelaku kriminalitas.
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Denpom TNI Kantongi Bukti Transfer Uang Setoran Judi Sabung Ayam di Lampung
- Begini Update Kasus Penembakan 3 Polisi saat Menggerebek Judi Sabung Ayam di Lampung
- Polda Riau akan Tetapkan Tersangka Kasus SPPD Fiktif yang Rugikan Negara Ratusan Miliar
- Modus Arisan dan Investasi, IRT di Purwakarta Tipu 580 Orang hingga Rp1 Miliar
- BG Minta Aparat Penegak Hukum Tindak Tegas Ormas Bermodus Premanisme