Fah Love Daddy

Oleh Dahlan Iskan

 Fah Love Daddy
Foto: disway.id

Ia pulang. Memimpin usaha bapaknya. Namun, ia lebih berminat ke politik. Sejak terjadi kudeta militer tahun 2014. Kudeta yang mengakhiri kepemimpinan nasional keluarga Thaksin Shinawatra.

Jadilah Prayut Chan-o-cha, sang pemimpin kudeta itu, perdana menteri baru. Jenderal angkatan darat.

Prayut menjanjikan pemulihan demokrasi segera. Menjanjikan pemilu tahun 2015. Namun, sampai awal 2017 janji itu tidak bertulang.

Pemerintahannya masih sibuk membidani perubahan UU Pemilu. Yang hasilnya sangat baik: bagi dirinya.

Thanathorn sudah terlanjur mendirikan partai baru: Partai Kemajuan Masa Depan. Menyerahkan perusahaannya kepada profesional. Partainya mau ikut pemilu yang dijanjikan.

Setelah sistem pemilu diperbarui diumumkanlah tiba-tiba: 24 Maret 2019. Sebagai hari pemilu yang telah lama dijanjikan itu. Yang tidak terasa sudah lima tahun berlalu.

Meski waktunya mepet, Thanathorn cepat populer. Anak-anak muda memberinya nama Sugar Daddy. Yang dalam sekejap menjadi cameo.

Apalagi di kalangan emak-emak Thailand. Mereka pada kirim Line ke Thanathorn. Dengan bunyi 'Fah love Daddy'.

Anak-anak muda memberinya nama Sugar Daddy. Yang dalam sekejap menjadi cameo. Apalagi di kalangan emak-emak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News