Fahri Hamzah Dorong Gerakan Koin untuk Lombok

 Fahri Hamzah Dorong Gerakan Koin untuk Lombok
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Foto: Humas DPR

jpnn.com, LOMBOK - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali mengusulkan pemerintah untuk menjadikan status bencana di Lombok sebagai bencana Nasional. Bahkan, dirinya bersama rekan-rekannya mendorong gerakan 'Koin untuk Lombok', untuk recovery korban gempa.

Hal ini disampaikan Fahri saat mengunjungi lokasi gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), bersama para reklawan untuk menyerahkan bantuan yang berhasil dikumpulkannya dari beberapa kolega dan keluarganya.

"Hari ini saya tiba kembali di pulau Lombok, sebuah pulau yang malang akibat dilanda musibah gempa yang bertubi-tubi. Jadi, saya mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan status bencana di sini sebagai bencana Nasional," ucap Fahri di Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).

Pernyataan ini dilontarkannya karena ada pernyataan pemerintah terkait status gempa Lombok bukan bencana Nasional.

Alasan Fahri mengusulkan agar bencana di Lombok sebagai bencana Nasional, karena hampir 800-an kali getaran dan dua kali puncak yang mematikan. Senin, 30 Juli 2018 11.48 PKL 29 Juli2018 Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada skala richter mengguncang, pulau utama Nusa Tenggara Barat ini. disebabkan aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).

"Dampak gempa itu sangat terlihat di Sambalia dan Sembalun - Lombok Timur, beserta Bayan Lombok Utara. Sebagian rumah-rumah warga hancur rata dengan tanah, fasilitas ibadah, pendidikan dan kesehatan juga retak-retak atau roboh," bebernya.

Di gelombang I ini, lanjut pimpinan DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu, selain robohnya beberapa infrastruktur dan rumah-rumah warga, kurang lebih 20 orang warga dan wisatawan meninggal dunia, ratusan luka-luka dan ribuan yang bertahan di tenda-tenda pengungsi.

"Alhamdulillah, respon pemerintah cepat. Bantuan dari berbagai NGO dan lembaga charity mengalir sampai kepada korban. Sepanjang jalur Sambalie, Sembalun, kamp-kamp pengungsi dengan bantuan dari berbagai elemen masyarakat. Di saat seperti inilah, kita berbagi," ucapnya.

Bangunan hanyalah benda mati, tapi manusia ini bernyawa. Mereka adalah prioritas kita. Gempa ini menimbulkan luka. Bukan luka yang biasa. Ini luka yang dalam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News