Fakta, Partai Berbasis Nasional Tetap Lebih Dominan

Fakta, Partai Berbasis Nasional Tetap Lebih Dominan
Bendera PPP. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Hasil Pemilu 2019 menunjukkan dominasi partai berbasis nasionalis masih lebih tinggi daripada partai berbasis agama. Isu – isu keagamaan dinilai tidak berdampak signifikan terhadap peta kekuatan politik nasional.

’’Partai-partai nasionalis masih dominan dan berada di posisi atas. Seperti PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, dan Demokrat,’’ ucap Saiful Mujani.

Dominasi itu terpotret di tiga besar hasil pemilihan legislatif yang seluruhnya diisi partai nasional. Berdasar penetapan KPU, PDI Perjuangan meraih suara tertinggi dengan 19,33 persen; Gerindra dengan 12,57 persen di posisi kedua; dan Golkar dengan 12,31 persen di posisi ketiga.

Saiful menjelaskan, meski Gerindra dekat dengan kelompok Islam, semangatnya masih nasionalis. Secara formal, partai pimpinan Prabowo Subianto itu tak beda dengan partai-partai nasionalis lainnya sehingga tidak termasuk partai berbasis agama.

Kalaupun ada kenaikan suara pada partai agamis, itu hanya terjadi pada PKS. Itu pun, kata dia, sebagian terjadi karena penurunan dukungan kepada PPP yang notabene partai Islam. Bahkan, PPP sempat terancam longsor dari Senayan. ’’Jeruk makan jeruk,’’ imbuhnya.

BACA JUGA: Ketum Golkar Diminta Jangan Panik, Azis Samual: Turuti Saja Permintaan Percepat Munas

Di sisi lain, polarisasi agama juga tidak benar-benar menguntungkan PKS. Sebab, dengan kondisi saat ini, PKS tak mampu menurunkan kekuatan suara di kubu nasionalis.

Sementara itu, PKB yang berbasis Islam NU dalam polarisasi itu kental dan sejalan dengan partai-partai nasionalis.

Polarisasi bernuansa agama yang terjadi dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dinilai tidak berdampak signifikan terhadap peta kekuatan politik nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News