Faktor Human Error Mencuat

Gunung Salak, Rute Pilihan Pilot

Faktor Human Error Mencuat
Sri Pujiyanti mendekap Nunuk, tantenya saat menunggu kabar suaminya, Anthon Dariyanto di bandara Halim Perdanakusuma, Kamis, 10 Mei 2012. Foto: Dhimas Ginanjar/Jawa Pos
Sunaryo mengakui, kalau peristiwa nahas itu tidak terjadi, pihaknya berencana menggelar joy flight ketiga di malam hari. Setelah peristiwa mengerikan itu terjadi pihaknya membatalkan penerbangan malam.

Karena terkait dengan keputusan pilot, Sunaryo tidak mau berkomentar banyak tentang kebijakan pilot untuk menurunkan ketinggian pesawat dari 10 ribu kaki ke 6 ribu kaki. Meski demikian, dia meyakinkan kalau pilot tersebut paham dengan risiko melintasi Gunung Salak, meski baru pertama menerbangkan pesawat di Indonesia.

Saat disinggung sepaham apa pilot tersebut, dia mengatakan Alexandr sudah memperlajari peta. Apalagi, Sunaryo beralasan di pesawat itu ada orang dari PT Trimarga yang sudah hafal trayek ke Gunung Salak.

Pria yang sudah 35 tahun ngurusi pesawat itu menampik kalau Sukhoi disebut tidak cocok untuk Indonesia. Dia menegaskan kalau pesawat tersebut sangat handal dan dibuktikan oleh sertifikat layak terbang oleh Eropa. "Tapi tetap, keputusan untuk menurunkan ketinggian ke 6 ribu kaki belum diketahui alasannya," tambahnya.

PENYEBAB joy flight SSJ100 menjadi deadly flight mulai terungkap. Terutama, kenapa penerbangan kedua tersebut mengambil rute Bandara Halim Perdana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News