Fenomena Startup, Hendra Sebut Istilah Popcorn

Fenomena Startup, Hendra Sebut Istilah Popcorn
Fenomena krisis yang dihadapi startup saat ini. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tahun ini dunia dihebohkan dengan jatuhnya beberapa startups bervaluasi miliaran dolar yang berkategori Unicorn atau Decacorn, seperti Theranos, FTX, dan Terra Luna.

Belakangan diketahui kegagalan tiga startups tersebut bukan disebabkan oleh kegagalan kinerja bisnis melainkan adanya penipuan dan penggelapan dengan pelaku tidak lain para pendiri, serta tata kelola managemen startup yang buruk.

Pendiri Theranos, Elizabeth Holmes misalnya baru-baru ini dijatuhi hukuman lebih dari 11 tahun penjara karena terbukti menipu investor melalui startup alat tes kesehatan yang ternyata palsu.

Do Kwon, pendiri Terra Luna saat ini menjadi buronan Interpol dan Kejaksaan Amerika sedang menyelidiki Sam Bank-Fried sebagai pendiri FTX.

Analis investasi sekaligus Managing Partner Frans & Setiawan Law Office, Hendra Setiawan Boen menilai bahwa fenomena itu memperlihatkan ada startup bervaluasi miliaran dolar, tetapi hanya di atas kertas dan tidak mencerminkan nilai perusahaan startup yang sesungguhnya.

"Dari awal saya tidak setuju dengan sebutan Unicorn, Decacorn atau Hectocorn karena dapat menimbulkan asumsi di benak calon investor seolah-olah startup yang sudah menyandang gelar tersebut sudah pasti perusahaan besar yang sehat dari segi finansial," ujar Hendra dalam siaran resmi, Senin.

"Padahal valuasi miliaran dolar dihitung dari berapa komitmen investasi dari investor yang tidak jarang berupa utang dan wajib dibayarkan kembali berikut bunga.”

Hendra melanjutkan di Indonesia sendiri juga terdapat puluhan startup berkategori unicorn dan bahkan decacorn, tetapi sampai sekarang masih merugi menahun.

Hendra Setiawan menyebut kita harus menambah istilah baru untuk startup yang seolah bervaluasi miliaran, tetapi tidak sehat, yaitu popcorn

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News