Filep Wamafma: Kasus Pembunuhan Pendeta Yeremia Mulai Terkuak

Filep Wamafma: Kasus Pembunuhan Pendeta Yeremia Mulai Terkuak
Anggota DPD RI dari Provinsi Papua Barat, Filep Wamafma. Foto: Dok. Humas DPD RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI dari Provinsi Papua Barat, Filep Wamafma mengatakan peristiwa terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada tanggal 19 September 2020 di Intan Jaya, Papua, mulai mendapatkan titik terang.

Menurut Filep, respons Jokowi terhadap surat dari Persekutuan Gereja Injil Indonesia (PGII) mengenai pembunuhan tersebut, diikuti dengan dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) oleh Menkopolhukam, Mahfud MD.

“Laporan hasil TGPF kemudian telah disampaikan oleh Mahfud MD pada 21 Oktober 2020, dan terindikasi kuat bahwa ada keterlibatan oknum aparat dalam peristiwa tersebut,” kata Filep dalam keterangan persnya, Kamis (5/11/2020).

Berkaitan dengan hal tersebut, Komnas HAM (Tim Pemantauan dan Penyelidikan Kasus Kematian Pendeta Yeremia Zanambani), melalui Keterangan Pers Nomor: 046 /Humas/KH/XI/2020 pada 2 November 2020, menyampaikan beberapa poin kesimpulan dari hasil penyeidikan sebagai berikut:

Pertama, Pendeta Yeremia Zanambani mengalami penyiksaan dan/atau tindakan kekerasan lainnya berupa tembakan ditujukan ke lengan kiri korban dari jarak kurang dari 1 (satu) meter/jarak pendek pada saat posisi korban berlutut.

Korban juga mengalami tindakan kekerasan lain berupa jeratan, baik menggunakan tangan ataupun alat (tali, dan lain-lain) untuk memaksa korban berlutut yang dibuktikan dengan jejak abu tungku yang terlihat pada lutut kanan korban. Dan /atau kematian pendeta Yeremia dilakukan dengan serangkaian tindakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa di luar proses hukum/extra judicial killing.

Kedua, Pendeta Yeremia Zanambani diduga sudah menjadi target atau dicari oleh terduga pelaku dan mengalami penyiksaan dan/atau tindakan kekerasan lainnya untuk memaksa keterangan dan/atau pengakuan dari korban atas keberadaan senjata yang dirampas TPNPB/OPM maupun keberadaan anggota TPNPB/OPM lainnya.

Hal ini secara tegas disampaikan Sdr. Alpius, anggota TNI Koramil Hitadipa, yang menyebutkan nama Pdt. Yeremia Zanambani sebagai salah satu musuhnya. Pdt. Yeremia Zanambani juga cukup vokal dalam menanyakan keberadaan hilangnya 2 (dua) orang anggota keluarganya kepada pihak TNI.

Peristiwa terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada tanggal 19 September 2020 di Intan Jaya, Papua, mulai mendapatkan titik terang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News