Film Noah Dilarang di Timur Tengah

Film Noah Dilarang di Timur Tengah
Salah Satu Adegan Dalam Film Noah. Foto: Guardian.

jpnn.com - WASHINGTON—Film terbaru bintang Hollywood, Russell Crowe sepertinya bakal tidak bisa menambang pundi-pundi dollar di Timur Tengah. Pasalnya sejumlah negara di kawasan ini telah mengeluarkan larangan untuk pemutaran film buatan rumah produksi Black Swan tersebut.

Alasannya adalah film tersebut bertentangan dengan budaya Islam Arab yang tidak memperkenankan penampakan wajah seorang nabi baik dalam bentuk gambar maupun video. Selain itu terdapat adegan yang dinilai bertentangan dengan tradisi Al-Quran maupun Injil.

‘’Terdapat adegan yang bertolak belakang dengan Islam dan Injil, jadi kami berencana untuk tidak menanyangkannya,’’ ujar Juma Al-Leem dari National Media Center, Uni Emirat Arab (UAE) seperti dilansir BBC, Kamis (13/3).

‘’Ini penting untuk menghormati kepercayaan ini dan tidak menanyakan film,’’ imbuhnya.

Laman ini melansir selain UAE, Qatar, Bahrain dan Mesir juga akan mengeluarkan larangan serupa.  Demikian halnya negara  Tunisia dan Pakistan secara tegas menolak pemutaran film yang disutradarai Daren Aronofsky tersebut.

‘’Kami belum melihat filmnya, tapi saya tidak mengira (film) ini bisa masuk ke bioskop di Pakistan,’’ sambung Mohammad Zareef dari Badan Sensor Film Pakistan.

Film ini sendiri  diproduksi dengan biaya USD 125 juta  (sekitar Rp.1,25  triliun) ini mengangkat kisah epik  Nabi Nuh. Cerita tentang utusan tuhan yang membangun sebuah bahtera raksasa untuk menyelamatkan penghuni bumi dari sebuah banjir bandang. Kisah ini bersumber dari tradisi kitab suci Islam, Kristen maupun Yahudi.

Disinilah pertentangan itu terjadi. Dimana dalam tradisi Islam Arab, penggambaran seorang nabi dalam cerita bergambar maupun video kerap dilakukan dengan menyamarkan wajah sang nabi. Sementara dalam film ini sosok Noah atau Nuh diperankan oleh Russell Crowe.(zul/jpnn)


WASHINGTON—Film terbaru bintang Hollywood, Russell Crowe sepertinya bakal tidak bisa menambang pundi-pundi dollar di Timur Tengah. Pasalnya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News