Flyzoo Centil

Oleh Dahlan Iskan

Flyzoo Centil
Dahlan Iskan di dalam Flyzoo Hotel. Foto: disway.id

Padahal begitu menghadap komputer itu, harusnya semua beres: kartu identitas tersimpan. Retina mata kita juga terekam.

Dari ruang check-in itu saya menuju lift. Melalui koridor panjang. Yang sama sekali tidak mengesankan modern.

Bahkan pintu-pintu di koridor itu seperti pintu gudang. Sangat tidak sinkron dengan zoo yang fly.

Hampir saja saya membatalkan tinggal di Flyzoo. Namun saya kan harus menulis untuk DI's Way. Meski tidak bersumpah. Maka saya tabahkan hati. Menginap di situ.

Di depan pintu lift saya juga harus memencet tombol naik. Seperti di lift biasa. Tidak otomatis. Di dalam lift pun harus memencet tombol ke lantai berapa.

Hanya saja lift itu tidak mau menutup. Kalau mata kita tidak menghadap layar. Yang di sebelah layar itu terdapat kamera. Yang merekam retina mata kita.

"Yah... Ternyata biasa-biasa saja. Tidak modern-modern amat," kata saya dalam hati.

Begitu di depan kamar barulah terasa beda. Tidak perlu bawa kunci.

Saya belum bisa marah dalam bahasa Mandarin. Saya juga belum tahu bagaimana mengucapkan kata 'jancuk' dalam bahasa Mandarin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News