FPI Gerak karena Lokalisasi Buka

FPI Gerak karena Lokalisasi Buka
Massa FPI. Foto: Dok.JPNN

FPI Jateng akan mengubah pendekatan dan penampilan menjadi FPI yang lebih santun, bersahabat dan murah senyum. Selama ini FPI diindentikan dengan aksi sweeping, kekerasan dan sejenisnya semuanya tidaklah benar. FPI tidak pernah melakukan aksi sweeping sepanjang aparat bertindak tegas terhadap bentuk pelanggaran.

Istilah sweeping juga tidak kami kenal. Kami hanya mendorong dan melaporkan secara massif pada aparat kepolisian/berwenang terkait dengan pelanggaran hukum. Kalau hanya dilaporkan satu atau dua orang biasanya kurang direspon, namun kalau dilaporkan secara massif dan bersama-sama tentu respon aparat kan lain.

Selain itu kami juga akan memberi bukti dan menunjukan pada aparat tentang  pelanggaran. FPI siap diajak aparat keamanan untuk melihat bentuk pelanggaran. Setelah kami tunjukan pelanggaran itu,silahkan aparat berwenang yang melakukan tindakan termasuk perampasan.

Mengenai desakan sebagian ulama yang minta FPI dibubarkan, menurut Anda seperti apa?

Apa yang disampaikan para ulama ini sah sah saja karena siapa saja boleh melakukan usulan. Namun perlu diingat dalam menyampaikan usulan hendaknya para ulama yang terhormat ini melihat persoalan secara menyeluruh, secara jernih sehingga tidak bisa menyalahkan seratus persen ke FPI. Para ulama ini saya harapkan juga ikut dalam membina umatnya mengenai bentuk amal ibadah amar makruf nahi mungkar ini yang seperti apa.

Negara saja membina masyarakat yang salah melalui lembaga pemasyarakatan atau LP, mestinya apa ulama ini juga membina umatnya jangan hanya ngurusi politik saja, keluar masuk kantor bupati/walikota sambil membawa proposal, lalu dimana tugas ulama membina umatnya agar bisa melakukan ibadah secara benar.

TerkAit dengan korban, langkah FPI seperti  apa ?

Saya bersama panglima FPI jateng Kyai Rofii sudah dating langsung ke rumah korban pada Minggu lalu. Kami langsung bertemu dengan suami korban serta mertuanya. Kami sudah mohon maaf dan menyesalkan peristiwa ini. Pihak keluarga juga bisa memaafkan meski urusan hukum itu sudah ditangani kepolisian.

PERTENGAHAN pekan lalu Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal tiba-tiba menjadi perbincangan hangat. Bukan karena keberadaan curug Sewu yang menjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News