Franco

Franco
Entrenador Timnas Spanyol Luis Enrique memberikan instruksi. Foto: Twitter@EURO2020

jpnn.com - Spanyol pernah mengalami masa-masa kepemimpinan diktator Franco yang kelam.

Pada masa itu, sepak bola menjadi bagian dari komoditas politik di antara faksi-faksi yang berseteru.

Persaingan antara Barcelona FC yang mewakili kekuatan Katalan, dan Real Madrid yang mewakili kekuatan ibu kota menjadi persaingan politik yang terbawa ke lapangan sepak bola.

Tidak hanya di dalam negeri, sampai ke kancah Eropa pun persaingan sepak bola menjadi persaingan politik yang panas.

Jenderal Franco adalah pendukung kuat Real Madrid. Dan dia selalu memastikan bahwa Real Madrid selalu mempertahankan supremasinya di dalam negeri maupun di level Eropa.

Di era Franco, gelar juara yang didapat Real Madrid di Liga Champions selalu saja menuai kontroversi.

Pertandingan sepak bola menjadi ajang pertaruhan gengsi politik tingkat tinggi. Pada Final Liga Champions 1956-57, Real Madrid menghadapi klub asal Italia, Fiorentina.

Bertanding di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid kesulitan untuk menembus pertahanan Fiorentina. Sebuah insiden terjadi pada menit ke-69. Dalam sebuah serangan ke darah pertahanan Fiorentina asisten wasit mengangkat bendera tanda offside ketika pemain Madrid, Enrique Mateos, dilanggar pemain Fiorentina di dalam kotak penalti.

Spanyol pernah menjadi juara Eropa dan juga juara dunia. Kejayaan itu sempat hilang, dan Spanyol ingin merebutnya kembali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News