Gak Usah Jauh ke Tiongkok! Ternyata Ilmu Pariwisata Itu Ada di Banyuwangi

Gak Usah Jauh ke Tiongkok! Ternyata Ilmu Pariwisata Itu Ada di Banyuwangi
Model berlenggak-lenggok mengenakan batik pada acara Banyuwangi Batik Festifal 2015, yang diadakan di Taman Blambangan, Sabtu (10/10). Foto: Rendra/Radar Banyuwangi/JPNN.com

jpnn.com - BANYUWANGI – Tak harus jauh-jauh ke Negeri China, untuk menimba ilmu dan implementasi pariwisata sebagai leading sector! Cukup ke ujung timur Jawa, persisnya Banyuwangi! Kabupaten kecil dengan jumlah penduduk 2 juta, yang sering disebut kawasan Tapal Kuda itu.

“Banyuwangi itu contoh konkret, CEO-nya (baca: Bupatinya, red), menempatkan pariwisata sebagai lokomotif membangun daerahnya. Hasilnya setahun 1,5 juta wisnus, 30 ribu wisman,” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta.

Komitmen CEO-nya, menurut Arief, sangat jelas. Alokasi sumber daya manusia (SDM), dan budgeting APBD nya focus menggarap pariwisata. Mereka memanfaatkan perjalanan wisatawan dari Jawa ke Bali dan sebaliknya. Mereka suguhkan atraksi yang “memaksa” pikiran orang untuk singgah satu dua hari sebelum atau sesudah ke Bali.

“UN-WTO –United Nation World Tourism Organization, atau lembaha PBB yang bergerak di bidang pariwisata pun menganugerahkan penghargaan khusus buat usaha keras dan konsisten Banyuwangi. Itu kebanggaan, dan semua bisa belajar dari kisah sukses kota kecil itu. Bagaimana membangun mimpi ke depan, apa yang dilihat saat ini, dan bagaimana cara mewujudkan impiannya itu,” kata Arief Yahya yang Mantan Dirut PT Telkom itu.

Menurut Arief, semua berawal dari leadernya. Bupati H. Abdullah Azwar Anas berani beda, membuat terobosan untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan warganya dari pintu pariwisata. Tidak banyak bupati atau walikota yang berani mengambil risiko seperti itu. Karena pariwisata itu investasi jangka panjang, berpikir futuris, dan harus konsisten.

"Penghargaan dari badan urusan pariwisata PBB itu mahal harganya. Itu kepercayaan besar bagi Banyuwangi. Dan kami punya kewajiban untuk menunjukkan pada dunia bahwa Banyuwangi memang layak mendapatkannya," papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, MY Bramuda.

Dari paparan Bramuda, wisata Banyuwangi, bisa jadi jawara lantaran getol menggelar berbagai festival pariwisata yang dikelola dengan baik. Karenanya, di 2016 ini akan ada lebih dari 35 festival. “Bahkan implementasinya lebih dari 35 festival di 2016. Jumlahnya bisa mencapai 40 atau 45, tergantung tradisi dan kebudayaan lokal itu sendiri," terangnya.

Salah satu andalannya adalah Banyuwangi Festival. Festival ini akan menawarkan sejuta pesona mulai dari seni dan budaya, olahraga dan pariwisata, sampai kearifan lokal yang dikemas dalam festival kreatif. "Banyuwangi Festival tidak hanya digelar untuk mempromosikan pariwisata, namun juga untuk memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah," kata Bramuda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News