Game Bunuh Castro Diprotes

Game Bunuh Castro Diprotes
Game Bunuh Castro Diprotes
HAVANA - Lagi-lagi, Amerika Serikat (AS) membuat Kuba berang. Kali ini, penyebabnya adalah permainan audio visual terbaru bertajuk Call of Duty: Black Ops. Dalam permainan tersebut, Fidel Castro muda berperan sebagai bad guy yang menjadi target utama serangan militer Negeri Paman Sam. Para serdadu itulah jagoannya.

Kemarin (12/11), pemerintahan Presiden Raul Castro mengecam AS atas dirilisnya video game tersebut. "Atas nama kesenangan, Call of Duty: Black Ops melegalkan pembunuhan dan penganiayaan (terhadap Fidel)," tandas situs media pemerintah Cubadebate, dalam pernyataan tertulisnya seperti dikutip BBC. Lewat permainan semacam itu, lanjut Kuba, AS mendidik anak-anak menjadi sociopath.

Bagi pemerintahan Castro, permainan yang digadang-gadang menjadi video games of the year di AS itu merupakan bentuk pelampiasan dendam terhadap Fidel. Sebab, sampai sekarang, Washington tidak pernah sukses membunuh mantan presiden Kuba itu. Terutama, membunuh citra pejuang tangguh anti-AS yang kadung melekat pada diri tokoh berjuluk Comandante en Jefe itu.

"Pemerintah AS berusaha mewujudkan harapan yang selama ini gagal mereka wujudkan di dunia nyata untuk mengakhiri hidup Fidel," lanjut Cubadebate. Berdasar catatan Kuba, AS sudah lebih dari 600 kali berusaha membunuh Fidel dengan berbagai cara. Mulai dari memberikan racun lewat tinta atau menanamkan semacam bom pada cerutu. Seluruh upaya pembunuhan itu dilancarkan saat Fidel masih menjadi presiden. (hep/dos/ito/jpnn)

HAVANA - Lagi-lagi, Amerika Serikat (AS) membuat Kuba berang. Kali ini, penyebabnya adalah permainan audio visual terbaru bertajuk Call of Duty:


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News