Gara-Gara Tradisi, Ibu dan Anak Tewas di Gubuk Menstruasi

Gara-Gara Tradisi, Ibu dan Anak Tewas di Gubuk Menstruasi
Gubuk pengasingan bagi perempuan yang sedang menstruasi, sebuah tradisi bernama Chhaupadi yang masih dipraktikan sejumlah kelompok masyarakat di Nepal. Foto: AFP

jpnn.com, KATHMANDU - Meski sudah sering memakan korban jiwa, tradisi Chhaupadi tetap berlaku di Nepal. Rabu pagi (9/1) seorang ibu dan dua putranya ditemukan tak bernyawa di gubuk menstruasi.

Di tempat itulah mereka yang sedang datang bulan harus menjalani hari-hari. Selama menstruasi, perempuan dianggap tidak suci dan harus dipisahkan dari komunitasnya agar tidak mencemari.

CNN mengidentifikasi ibu dua anak itu bernama Amba Bohora. Perempuan 35 tahun tersebut diasingkan bersama dua anak lelakinya. Masing-masing berusia tujuh dan sembilan tahun.

"Dugaan awal, mereka meninggal dunia karena terlalu banyak menghirup asap," ujar Uddhab Singh Bhatt, salah seorang pejabat polisi setempat.

Baca: Tak Ada Lagi Perempuan Yang Diasingkan Saat Menstruasi!

Saat itu suhu udara di Nepal sangat rendah. Bohora menyalakan lilin di gubuk yang serba tertutup itu.

"Tampaknya, api itu membakar selimut yang dalam waktu singkat membuat seisi gubuk diselubungi asap," kata Bhatt sebagaimana dilansir BBC. Ketika itu Bohora dan anak-anak sedang tidur. Esoknya mereka ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Sejak 2007, pemerintah Nepal sudah melarang praktik Chhaupadi karena banyaknya korban jiwa. Namun, sejumlah komunitas tetap melestarikan tradisi tersebut hingga sekarang. (bil/c4/hep)


Tradisi Chhaupadi di Nepal kembali makan korban jiwa. Kali ini seorang ibu dan dua anaknya ditemukan tewas di gubuk pengasingan bagi perempuan menstruasi


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News