Garuda Indonesia Sesalkan Radar Mati

Garuda Indonesia Sesalkan Radar Mati
Garuda Indonesia Sesalkan Radar Mati
Menurutnya, potensi penerbangan di Indonesia dengan jumlah penduduk berkisar 240 juta jiwa terus bertumbuh baik itu secara geografi, pulau-pulau yang banyak dan pertubungan ekonomi yang stabil. ”Saya lihat pertumbuhan penumpang pun sangat besar,” ucapnya.

Namun, katanya, pertumbuhan penerbangan ini harus diimbangi aspek pendukung seperti Air Traffic Controller (ATC) dan kapasistas lain. “Kami akan terus berkomunikasi dan kerjasama dengan PT Angkasa Pura I dan II selaku pengelola bandara yang menjadi konsen,” katanya. 

 

Pujobroto menjelaskan, semula Bandara Soetta dirancang untuk menampung 18 juta penumpang. Namun, belakangan pengguna jasa penerbangan melalui Bandara Soetta meningkat drastis hingga mencapai 37 penumpang per tahunnya. “Melihat dari kenaikan jumlah penumpang ini Bandara Soetta ini sudah terlalu padat,” ungkapnya.

Saat tanya berapa dana yang dikeluarkan Garuda Indonesia untuk pengelola bandara? Pujobroto mengaku lupa berapa jumlahnya karena harus dicek dulu. “Saya harus cek dulu. Tetapi jumlahnya cukup besar,” tandasnya.

Seperti diberitakan, sistem pengatur lalu lintas udara atau radar di Bandara Soetta, Kamis (27/10) mati sekitar satu jam. Akibatnya, puluhan penerbangan baik dari daerah ke Bandara Soetta dan sebaliknya jadi kacau balau. Sistem radar yang sudah tua diduga menjadi faktor penyebab seringnya mati.

TANGERANG–PT Garuda Indonesia meminta PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Interonasional Soekarno–Hatta (Soetta), untuk terus

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News