Gas Tersendat, Eropa Ancam Balik ke Nuklir
Rabu, 07 Januari 2009 – 01:33 WIB
MOSKOW – Krisis gas di Eropa akibat perselisihan harga Rusia dan Ukraina, sebagai masing-masing berfungsi sebagai pengirim dan penyalur, semakin parah. Setelah mengurangi jatah suplai untuk Uni Eropa (UE), perusahaan gas raksasa Rusia Gazprom juga menunda kiriman gas untuk negara-negara Balkan, Turki dan kawasan tenggara Eropa. Pimpinan Naftogaz, Oleh Dubina, tiba di Moskow kemarin. Sebelum bertolak, dia sempat berbincang dengan Pimpinan Eksekutif Gazprom Alexei Miller lewat telepon. ”Gazprom yakin akan tetap bisa memenuhi kebutuhan gas masyarakat Eropa. Kami jamin tidak akan ada kekurangan. Satu-satunya masalah kami hanyalah rute gas yang melalui Ukraina,” ujar Alexander Medvedev, deputi pimpinan Gazprom, dikutip Associated Press.
Reuters melaporkan, mulai kemarin (6/1), Rusia juga menghentikan suplai gas ke pipa-pipa Austria. Akibatnya, aliran gas ke Jerman dan Eropa Tengah pun terganggu. ”Sekarang, aliran gas yang tersisa tinggal 10 persen,” terang perusahaan minyak dan gas bumi Austria, OMV, dalam pernyataan tertulisnya. Sementara, suplai ke UE juga masih belum normal.
Baca Juga:
Tersendatnya suplai gas ke sebagian besar kawasan Eropa yang sedang dilanda musim dingin itu membuat geram para petinggi UE. Mereka lantas mendesak Rusia dan Ukraina segera menyelesaikan konflik yang dihadapi supaya suplai gas kembali normal. Kemarin (6/1), petinggi Gazprom Rusia dan Naftogaz Ukraina kembali dijadwalkan bertemu untuk merumuskan solusi terbaik.
Baca Juga:
MOSKOW – Krisis gas di Eropa akibat perselisihan harga Rusia dan Ukraina, sebagai masing-masing berfungsi sebagai pengirim dan penyalur, semakin
BERITA TERKAIT
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Guru Besar UI Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Indonesia
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa