Gas Tersendat, Eropa Ancam Balik ke Nuklir

Gas Tersendat, Eropa Ancam Balik ke Nuklir
Foto REUTERS
MOSKOW – Krisis gas di Eropa akibat perselisihan harga Rusia dan Ukraina, sebagai masing-masing berfungsi sebagai pengirim dan penyalur, semakin parah. Setelah mengurangi jatah suplai untuk Uni Eropa (UE), perusahaan gas raksasa Rusia Gazprom juga menunda kiriman gas untuk negara-negara Balkan, Turki dan kawasan tenggara Eropa.

Reuters melaporkan, mulai kemarin (6/1), Rusia juga menghentikan suplai gas ke pipa-pipa Austria. Akibatnya, aliran gas ke Jerman dan Eropa Tengah pun terganggu. ”Sekarang, aliran gas yang tersisa tinggal 10 persen,” terang perusahaan minyak dan gas bumi Austria, OMV, dalam pernyataan tertulisnya. Sementara, suplai ke UE juga masih belum normal.

Tersendatnya suplai gas ke sebagian besar kawasan Eropa yang sedang dilanda musim dingin itu membuat geram para petinggi UE. Mereka lantas mendesak Rusia dan Ukraina segera menyelesaikan konflik yang dihadapi supaya suplai gas kembali normal. Kemarin (6/1), petinggi Gazprom Rusia dan Naftogaz Ukraina kembali dijadwalkan bertemu untuk merumuskan solusi terbaik.

Pimpinan Naftogaz, Oleh Dubina, tiba di Moskow kemarin. Sebelum bertolak, dia sempat berbincang dengan Pimpinan Eksekutif Gazprom Alexei Miller lewat telepon. ”Gazprom yakin akan tetap bisa memenuhi kebutuhan gas masyarakat Eropa. Kami jamin tidak akan ada kekurangan. Satu-satunya masalah kami hanyalah rute gas yang melalui Ukraina,” ujar Alexander Medvedev, deputi pimpinan Gazprom, dikutip Associated Press.

MOSKOW – Krisis gas di Eropa akibat perselisihan harga Rusia dan Ukraina, sebagai masing-masing berfungsi sebagai pengirim dan penyalur, semakin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News